Our social:

Thursday, 10 March 2016

Tarekat Sebagai Metode Suluk

Nama Kelompok V:
Roudhotul Jannah                   ( 104411038 )
Widiana Rahmatika                ( 104411048 )
Leni Budiarti                           ( 104411055 )
Mahmud Abadi                       ( 104411056 )
Muhammad Saifulloh             ( 104411057 )

Tarekat Sebagai Metode Suluk
1.      Pengertian Tarekat
Etimologis, tarekat berasal dari bahasa arab tariqah yang berarti al-khat fi al-syai’ (garis sesuatu al-shirah (jalan). Juga bermakna al- hal (keadaan).
Terminologis, tarekat juga berarti jalan atau cara tertentu untuk mencapai tingkatan-tingkatan (maqamat) dalam mendekatkan diri pada Allah. Karena melalui cara ini seseorang penganut ajaran tarekat (sufi) dapat mencapai peleburan diri dengan yang nyata (fana fi al-haq). Dengan demikian mengikuti suatu tarekat berarti melakukan olah batin, dengan latihan-latihan spiritual  (riyadloh) dan perjuangan yang sungguh sungguh (mujahaddah) di bidang olah kerohanian.
Dalam ilmu tasawuf di terangkan, bahwa:
Tarekat, itu ialah jalan atau petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh nabi Muhammad saw, dan dikerjakan oleh sahabat-sahabat nabi, tabiin dan tabiin-tabiin turun temurun sampai kepada guru-guru atau ulama-ulama sambung menyambung dan rantai berantai sampai pada masa kita ini.

Nama tarekat biasanya diambil dari nama pemimpin kelompok belajar tersebut, misalnya: tarekat naqsyabandiyah dinamai demikian karena kelompok pembelajaran tasawuf itu di rintis oleh Bahauddin al-Naqsyaband. Di dalam tarekat terdapat seorang mursyid (pembimbing) dan satu asisten atau lebih dinamai khalifah (wakil) dan pengikutnya dinamai murid. Dan tempat asrama atau pondoknya disebut ribath atau zwiyah dan tariyah, yang dalam bahasa persia disebut khanaqoh.
2.      Istilah-istilah yang mirip dengan tarekat
§  Suluk
§  Syariat
§  Tasawuf
§  Shirah
§  Sabil
§  Organisasi
3.      Dasar tarekat (Al-Qur’an dan Al-Hadits)
QS. Al-Jin: 16
Èq©9r&ur (#qßJ»s)tFó$# n?tã Ïps)ƒÌ©Ü9$# Nßg»oYøs)óV{ ¹ä!$¨B $]%yxî ÇÊÏÈ  
“ Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan Lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak)”.
QS. Al-Kahfi : 110
ö@è% !$yJ¯RÎ) O$tRr& ׎|³o0 ö/ä3è=÷WÏiB #Óyrqム¥n<Î) !$yJ¯Rr& öNä3ßg»s9Î) ×m»s9Î) ÓÏnºur ( `yJsù tb%x. (#qã_ötƒ uä!$s)Ï9 ¾ÏmÎn/u ö@yJ÷èuù=sù WxuKtã $[sÎ=»|¹ Ÿwur õ8ÎŽô³ç ÍoyŠ$t7ÏèÎ/ ÿ¾ÏmÎn/u #Jtnr& ÇÊÊÉÈ
“ Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

QS.Al– Akhqof : 30
(#qä9$s% !$oYtBöqs)»tƒ $¯RÎ) $oY÷èÏJy $·7»tFÅ2 tAÌRé& .`ÏB Ï÷èt/ 4ÓyqãB $]%Ïd|ÁãB $yJÏj9 tû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ üÏöku n<Î) Èd,ysø9$# 4n<Î)ur 9,ƒÌsÛ 8LìÉ)tGó¡B ÇÌÉÈ  
“ Mereka berkata: "Hai kaum Kami, Sesungguhnya Kami telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus”.
QS. Al- An’am :153
¨br&ur #x»yd ÏÛºuŽÅÀ $VJŠÉ)tGó¡ãB çnqãèÎ7¨?$$sù ( Ÿwur (#qãèÎ7­Fs? Ÿ@ç6¡9$# s-§xÿtGsù öNä3Î/ `tã ¾Ï&Î#Î7y 4 öNä3Ï9ºsŒ Nä38¢¹ur ¾ÏmÎ/ öNà6¯=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÎÌÈ  
“ Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa”.
Referensi:
Ja’far  Shodiq, Pertemuan  antara Tarekat dan Nu, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.hlm.38.
Mustofa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, Surabaya: PT. Bintang Ilmu,1979.hlm.251.

0 comments: