MAKALAH KETERTARIKAN ANTAR MANUSIA
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Psikologi Sosial
Dosen Pengampu: Fitriyati, S. Psi. M. Si

Disusun Oleh :
M. MAHMUD ABADI (104411056)
M. SAIFULLOH (104411057)
PULIYANTO (104411059)
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
I.
PENDAHULUAN
Pengertian daya tarik sering terlalu
sempit, sekali lagi, terbatas pada daya tarik fisik. Padahal daya tarik fisik
hanya merupakan salah satu bagian daya tarik. Namun ada baiknya bila hal ini
dijadikan contoh untuk mengembangkan pemahaman tentang daya tarik. Seseorang
yang menarik wajahnya biasanya akan diberi penilaian yang baik. Orang yang
memnberi penilaian baik ini berarti mempunyai sikap yang positif. Oleh karena
itu ketertarikan didefinisikan sebagai sikap positif terhadap orang lain.
Dalam kehidupan manusia di dunia tentunya setiap individu tidak
akan pernah terlepas dengan orang lain atau berinteraksi dalam memenuhi
kebutuhannya. Sejalan dengan interaksi manusia dalam kehidupannya kerap kali
muncul suatu hubungan di antara individu, hubungan itu berawal dari sebuah
interaksi antar individu yang semakin lama sehingga menimbulkan sebuah perasaan
ketertarikan antar individu, berawal dari ketertarikan itu manusia akan
menjalani hubungan yang jauh yang berupa persahabatan, setelah masa
persahabatan berjalan baik dalam waktu yang lama atau pendek terkadang akan
menimbulkan perasaan yang lebih mendalam di antara individu, perasaan itulah
yang di sebut dengan intimasi.
II.
RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian dan Faktor Ketertarikan
B. Teori-Teori Ketertarikan
C. Persahabatan
D. Tertarik dan Cinta
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ketertarikan
Ketertarikan adalah sebuah fenomena yang alami yang di alami oleh
setiapa orang di dalam kehidupannya, terkadang ketertarikan itu berawal dari
sebuah proses interaksi antara satu individu dengan individu lainya, di dalam
proses itu individu menemukan sesuatu yang menjadi faktor ketertarikan dalam
menjalani hubungan itu. Cara-cara
seseorang menjadi menarik bagi orang lain dapat pula digolongkan berdasarkan
ciri-ciri yang dilihatnya pada orang lain itu. Pada hakekatnya, hal yang sama
dapat dikatakan tentang daya tarik benda-benda non-manusiawi, tetapi beberapa
ciri orang-orang adalah unik bagi manusia: oleh karena itu dapat diharapkan
bahwa beberapa dari sumber-sumber keuntungan/hadiah yang disajikan oleh manusia
adalah unik bagi mereka. Bila tingkah laku orang lain terhadap diri sendiri
ditafsirkan oleh oleh seseorang sebagai positif terhadap dirinya, maka ia akan
merasa memperoleh keuntunagan dan cenderung untuk membalas ketertarikan orang
lain itu terhadap dirinya.[1]
Dalam definisi Law of Attraction atau Hukum Ketertarikan
didefinisikan sebagai berikut: “Segala sesuatu yang saya pikirkan, dengan
segenap perhatian, energi, dan konsentrasi pikiran, baik hal yang positif
maupun negatif, akan datang ke dalam kehidupan saya”.[2]
Secara
garis besar fakto-faktor yang mempengaruhi ketertarikan ada 4 yaitu: Karakteristik aktor, Faktor penilaian, Variabel-variabel
interpersonal dan Faktor kondisi yang ada atau yang menyertai.[3]
1.
Karakteristik
Aktor
Pengertian
karakteristik aktor adalah orang yang menjadi obyek penilaian. Beberapa karakteristik
yang biasanya menimbulkan penilaian positif bagi pihak lain di jelaskan dibawah
ini.
a.
Daya
tarik fisik
Bentuk-bentuk
tubuh yang seksi, atletis atau wajah yang cantik dan bagi orang yang menilai.
Sebaliknya, tampang yang seram bahkan ada yang mengatakan tampang kriminal bisa
menimbulkan kebencian kepada orang lain. Karena penilaian positif akan memberi
dampak lebih lanjut, maka untuk menarik orang lain mendekat, berkenalan dan
sebagainya, sering juga digunakan kecantikan dan ketampanan ini. Tempat-tempat
pelayanan umum yang mencari keuntungan seperti toko, pada umumnya menggunakan
konsep ini. Dapat kita bayangkan, misalnya, sebuah toko yang memeperkerjakan
orang-orang yang berwajah seram, maka pengunjungnya akan sedikit sekali
b.
Kompetensi
Kompetensi
seperti kecerdasan, kemampuan, skill yang tinggi, prestasi dan seterusnya
merupakan kualitas tersendiri yang tidak semua orang memilikinya dalam tahap
yang memuaskan. Kondisi-kondisi seperti ini cenderung untuuk dikejar. Berhubung
dengan orang-orang yang mempuyai kemampuan tertentu memberi kepuasan
tersendiri.
Ada
sedikit perbedaan antara pria dan wanita dalam hal menilai kompetensi dan daya
tarik fisik sebagai dasar mencari pasangan. Bagi wanita, daya tarik fisik
pasangan sedikit kurang penting dibanding pria, tetapi kompetensi menjadi lebih
penting dalam mencari pasangan bagi wanita dibanding bagi pria. Dalam hal ini
tampaknya ada perasaan takut tersaingi bila pria mencari pasangan yang sedrajat
atau lebih tinggi dalam kompetensi dibanding dirinya. Namun, dengan semakin
majunya dunia pada umumnya mempengaruhi penilaian tentang hal ini.
c.
Karakteristik
menyenangkan
Apabila
orang yang cantik atau tampan dinilai menyenangkan, maka orang yang mengerjakan
sesuatu yang menyenangkan juga memiliki daya tarik tersendiri, be nice or do something nice.
Orang
yang lucu, ramah, santun, penolong, sabar, dan memiliki berbagai karakter
menyenangkan lain terbukti memiliki lebih banyak teman atau mendapat lebih
banyak simpati. Sebaliknya, orang pada umumnya kurang suka berteman dengan
orang yang kasar, kurangajar, urakan, dan berbagai sifat negatif lainnya.
Karakter
menyenangkan ini tidak hanya berlaku bagi orang dewasa, tetapi juga mulai
terlihat pengaruhnya sejak usia anak-anak. Anak kecil yang manis dan lucu lebih
sering diperlakukan secara positif seperti digendong, dicium, dibelai dari pada
anak kecil yang biasa-biasa saja.[4]
2.
Faktor
penilai
Setiap
individu memiliki kriteria tertentu, terutama yang bersifat subyektif, dalam
memberi penilaian pada orang lain. Latar belakang sosial, ekonomi, budaya,
maupun yang bersifat pribadi ikut berpengaruh dalam menilai. Dalam kaitan ini pembahasan
akan lebih menitikberatkan
pada faktor yang ada dalam diri penilai itu sendiri.
Dari
berbagai faktor dalam diri penilai, diperkirakan bahwa kondisi afektif
merupakan faktor yang besar peranannya dalam menilai. Seperti diketahui secara
umum bahwa suasana hati yang baik akan ditunjukkan pula dalam memberi
penilaian. Dan sebaliknya. pengalaman juga merupakakn faktor yang tidak bisa
diabaikan begitu saja dalam memberi penilaian daya tarik. Seseorang yang pernah patah hati dan
trauma dengan hal itu kemungkinan besar akan memberi penilaian yang rendah.[5]
3.
Variabel-variabel
interpersonal
Seperti
disinggung dibagian terdahulu bahwa ketertarikan bisa muncul diawal hubungan
maupun pada saat sudah terjalinnya hubungan. Ketertarikan yang muncul pada awal
hubungan biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lahiriyah sifatnya. Sedangkan
ketertarikan yang terjadi ketika hubungan itu sudah terjadi pada umumnya lebih
banyak disebabkan pleh faktor-faktor psikologis.
a.
Kesamaan
Penelitian-penelitian
terakhir mensinyalir bahwa banyak pasangan suami-istri yang ternyata mempunyai
kemiripan wajah. Terlepas dari seberapa tepat hasil penelitian tersebut,
ternyata memang ada kecenderungan bahwa seseorang akan memilih pasangan yang
mempunyai level daya tarik fisik yang relatif sama dengan dirinya. Untuk
menjalin hubungan sosial yang lebih intens masalah seperti ini sering diantisipasi oleh
pihak yang bersangkutan sedini mungkin. Terlihat pada saat awal orang
berkenalan ada usaha untuk saling menjajagi pandangan lawan bicaranya.
Orientasi semacam ini bisa jadi sangat penting dalam rangka menjaga perasaan
partner.
b.
Komplemen
Ada
sebagian orang yang mencari pasangan yang berbeda dengan dirinya agar saling
melengkapi dalam kehidupan mereka kelak. Keinginan seperti ini akan bisa terwujud untuk
masalah-masalah yang tidak esensial. Dengan kata lain masih diperlukan
kesamaan-kesamaan untuk berbagai hal mendasar, sedangkan untuk hal-hal yang
perifer terkadang justru diperlukan untuk melihat variasi. Biasanya orang-orang
yang berpandangan luas lebih bisa menerima perbedaan seperti ini, tetapi untuk
mereka yang berpandangan sempit masalah ini bisa menjadi sumber perpecahan.
c.
Sama-sama
suka
Orang
akan menyukai atau tertarik pada yang lain bila ada hubungan timbal balik.
Dengan demikian apabila tidak ada respon dari partener, maka akan sulit untuk
menjalin hubungan lebih lanjut. Saling menyukai merupakan hal yang tidak bisa
diabaikan dalam proses ketertarikan. Hubungan yang seimbang terjadi bila kedua
orang tersebut saling menyukai satu dengan yang lain dan pandangan mereka pada
pihak ketiga sama.[6]
4.
Faktor
Situasi
situasi yang di yang dimaksud dalam
pembicara ini bisa situasi sesaat atau temporer, bisa juga situasi yang
berlangsung lama. Situasi yang temporer, seperti disinggung terdahulu,
berpengaruh sebab seperti pada proses psikologis umumnya, psikis manusia sulit
untuk bekerja sekaligus untuk berbagai aspek. Sebagai contoh, otak tidak
mungkin memikirkan sekaligus dua hal yang bersamaan. Dua hal bisa dikerjakan secara
hampir bersamaan dengan selisih
waktu yang relatif singkat, tetapi untuk berlangsung secara serempak adalah
sulit.
Dalam kaitan dengan masalah
ketertarikan, analogi serupa dapat digunakan dalam hal ini. Contohnya, orang
yang sangat sibuk akan sedikit sekali memberi perhatian pada wanita yang lewat
di depannya. Pada saat yang lain, orang yang sibuk ini membutuhkan sedikit jeda
untuk mengurangi ketegangannya dengan cara memandang wanita yang lewat di
depannya. Inilah arti penting dari faktor situasional terutama yang temporer.
B.
Teori-teori Ketertarikan
a.
Teori Cognitive
Teori
cognitive menekankan proses berfikir sebagai dasar yang menentukan tingkah
laku. Tingkah laku sosial di pandang sebagai suatu hasil atau akibat dari
proses akal. Pendekatan cognitive di kemukakan oleh ahli psikologi sosial yang
bernama Newcomb di sebutnya sebagai Teori Balance, yaitu suatu kecenderungan
untuk mengkonsepsi orang lain, dirinya, dan barang-barang lain di sekitarnya
dengan cara yang harmonis, balance atau syimetrs.
Hubungan
yang pasti adalah lebih memuaskan dari pada yang lain. Jika seseorang menyukai
lainya dan jika keduanya saling menyukai dapatlah dikatakan bahwa hubungan itu
mencerminkan adanya hubungan yang balanced atau seimbang. Hubungan antar
pribadi yang baik di tandainya oleh adanya persetujuan dasar dan kesamaan
pandangan tempat atau benda.
Dengan
kata lain ketertarikan kepada orang lain mungkin secara sederhana apakah anda
dan dia setuju untuk suka atau tidak suka. Sebalikanya, hubungan yang paling
tidak memuaskan kata Newcomb adalah kurangnyaa keseimbangan antara persetujuan dan
tidak. Bila ketidakseimbangan terjadi, seseorang akan berusaha
menuju kondisi seimbang dengan mencoba merubah keyakinkan orang lain untuk
berubah atau keseimbangan dapat di peroleh dengan berubahnya akal pikiran
seseoarang. Akhirnya situasi tidak seimbang itu dapat terpecahkan secara
sederhana.[7]
b. Teori Reinforcement (Penguatan)
Dasar teori ini cukup sederhana, yaitu bahwa orang ditarik oleh hadiah dan ditolak oleh hukuman. Semua ketertarikan antar pribadi diterangkan dalam hal belajar di mana untuk berhubungan secara positif dengan hadiah, dan untuk berhubungan secara negatif dengan perangsang hukuman. Kita kemudian akan lebih suka menjadi tertarik kepada orang-orang yang menghadiahi atau menghargai kita daripada orang-orang yang menghukum kita dengan kritikan atau menghina kita.
c. Teori interactionist
Ide tentang teori ini bukan di kembangkan dari penelitian ketertarikan laboratorium di mana subyek merespon orang yang belum mereka kenal, tetapi dalam situasi alamiah di mana suatu keputusan selalu di hubungkan kepada situasi sosial di mana seseorang menemukan dirinya.
Levinger dan Snoek menekankan di dalam penelitiannya bahwa faktor terpenting di dalam suatu hubungan berbeda dari waktu ke waktu, di ketahui bahwa seorang suami tertarik kepada istrinya mula-mula karena sifat penurutnya, akhirnya di ketahui bahwa sifat ini tidak cukup menopang perkawinanya, suami ini mungkin menemukan ciari ciri lainnya yang ada pada istrinya yang menjadikan ia terus menerus tertarik. Teori interactionist lebih menitik beratkan pada ketertarikan antar pribadi sebagai suatu konsep.[8]
C. Persahabatan
Persahabatan merupakan konsep sosial yang murni. Persahabatan menuntut adanya pemeliharaan interaksinya, kecenderungan adanya persahabatan adalah karena adanya persamaan, persamaan ini dapat berupa persamaan kesenangan atau hobby,berfikir,keinginan atau cita-cita, nasib dan sebagainya.
Seorang ahli psikologi sosial Zuzanne Kurth membedakan persahabatan dan hubungan ketemanan, sebagai berikut: Persahabatan adalah suatu hubungan antar pribadi yang akrab atau intim yang melibatkan setiap individu menjadi suatu kesatuan, sedangkan hubungan ketemanan adalah merupakan hasil dari suatu hubungan formal dan suatu tingkat permulaan di dalam perkembangan suatu persahabatan. Hubungan ketemanan dapat berkembang ke persahabatan, berteman dengan seseorang biasanya merupakan tingkat permulaan dari kukuhnya suatu persahabatan.
Ciri-ciri Persahabatan :
1. Mereka menghargai satu sama lain lebih pada sebagai orang itu sendiri dari pada keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari persahabatan itu
2. Persahabatan sebagai suatu hubungan antar pribadi lebih menekankan pada kualitas yang objektif satu sama lain
3. Saling bertukar barang tidak di dasarkan pada keuntungan ekonomi tetapi pada kesukaan harapan diantara mereka
4. Bersahabat karena keunikannya yang tidak bisa di gantikan dengan orang lain.[9]
D. Tertarik dan Cinta
a. Tertarik
Orang yang saling bertemu memiliki kecenderungan untuk tertarik berhubungan langsung dapat berupa berhadap-hadapan secara fisik, misal teman sekerja, teman sekolah, dll. berhubungan langsung tidak dengan secara fisik misalnya melalui telefon, surat dan lain-lain.
b. Cinta
Merupakan salah satu bentuk terpenting dari ketertarikan antar pribadi, pada umumnya cinta melibatkan dua orang berbeda jenis kelamin, dan merupakan suatu perwujudan ketertarikan antar pribadi pria dan wanita.
Cinta pada dasarnya terdiri dari empat elemen utama:
· Pengertian
· Kepercayaan
· Kerjasama
· Pernyataan kasih sayang
Keempat elemen ini harus di miliki oleh kedua pihak, bukan satu pihak saja.
1. Pengertian: saling pengertian mempunyai arti yang cukup luas yaitu mengerti kepada hal hal yang di senangi maupun yang tidak di senangi pasanganya. Pengertian di sini kadang adang menuntut pengorbanan. Orang menekankan keinginannya sendiri demi pengertiannya atas pasangannya.
2. Kepercayaan: saling percaya merupakan salah satu elemen perwujudan cinta. Kedua belah pihak harus selalu menjaga agar apa apa di lakukan maupun di katakana menimbulkan kepercayaan pada pasangannya. Untuk dapat dipercaya orang harus menunjukan dalam bentuk kata kata dan perbuatan. Jadi kepercayaan ini tidak berarti bahwa karena mereka saling cinta, mereka harus saling percaya, tanpa mau berusaha agar apa apa yang di lakukan menimbulkan kepercayaan, dengan kata lain cinta menuntut masing masing pihak dalam hal kata dan perbuatan dapat di percaya.
3. Kerjasama: mengandung arti bahwa hasil itu akan menjadi lebih baik bila keduanya saling kerjasama bila di bandingkan jika mereka bekerja sendiri sendiri. Mereka di katakana saling mencintai bila keduanya memiliki kesediaan untuk saling kerjasama.
4. Pernyataan Kasih Sayang: ini menyempurnakan ke 3 elemen yang terdahulu. Pernyataan kasih sayang ini dapat berupa :
a. Kata kata misalnya: sayangku, cintaku, manisku dan sebagainya.
b. Perbuatan misalnya: menepuk bahu, menggandeng, mencium, memeluk dan sebagainya.[10]
IV.
KESIMPULAN
Pada pembahasan
makalah di atas tentang Ketertarikan Antar Manusia, dapat disimpulkan bahwa
Ketertarikan Antar Manusia memiliki beberapa faktor yang mempengaruhinya. Yang
pertama faktor Karakteristik aktor meliputi daya tarik fisik, kompetensi dan karakteristik
yang menyenagkan. Yang kedua yaitu Faktor penilaian yang bersifat subyektif,
dalam memberi penilaian pada orang lain
dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya,
maupun yang bersifat pribadi. Yang ketiga
faktor variabel-variabel interpersonal merupakan ketertarikan yang bisa muncul diawal
hubungan maupun pada saat sudah terjalinnya hubungan secara psikologis meliputi kesamaan, komplemen dan suka
sama suka. Dan
yang terakhir Faktor kondisi yang ada atau yang
menyertai atau disebut faktor situasi yang
sementara atau yang berlangsung lama. Didalam ketertarikan antar manusia juga
didukung beberapi teori ketertarikan, seperti teori cognitiv, teori Reinforcement dan teori interactionist. Selain itu
ketertarikan dalam persahabatan dan cinta juga termasuk di dalam ketertarikan
antar manusia.
V.
PENUTUP
Demikian
makalah yang dapat kami paparkan ini, kami dari penyusun makalah berharap agar
kita semua dapat memahami tentang Ketertarikan Antar Manausia. Di dalam
makalah ini tentunya ada kesalahan dalam penulisan, kami dari pemakalah sangat
membutuhkan kritik dan saran yang dapat membangun demi perbaikan dan
pengembangan pada makalah ini, dan semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan kita sekaligus bermanfaat dalam dunia akademik maupun dunia
penerapan ilmu pngetahuan ini. Âmîîîn……
Daftar Pustaka
·
M. Newcomb, Theodore,
dkk, Psikologi
Sosial, Bandung: CV. Diponegoro, 1981.
·
J. Losier, Michael, Law of
Attraction; mengungkap rahasia kehidupan, Jakarta: Cahaya Intan Suci, 2007.
·
Faturochman, Pengantar
Psikologi Sosial, Yogyakarta: Pustaka, 2006.
·
Ahmadi,
Abu, Psikologi
Sosial, Jakarta: Rienika Cipta, 1999.
[2] Michael J. Losier, Law of
Attraction; mengungkap rahasia kehidupan, Jakarta: Cahaya Intan Suci, 2007,
h. 25
0 comments:
Post a Comment