GANGGUAN PERKEMBANGAN (AUTIS)
GANGGUAN PERKEMBANGAN (AUTIS)
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Psikologi Abnormal
Dosen Pengampu: Sri Rejeki, M. sos, S. Psi. I
Judul Film “Rain
Man”
Disusun
Oleh:
NAMA : M. MAHMUD ABADI
NIM : 104411056
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
GANGGUAN PERKEMBANGAN (AUTIS)
I.
Judul Film
Judul film
dalam gangguan perkembangan (Autis) di sini adalah “Rain Man”. Lembaga sensor
film Republik Indonesia menyatakan bahwa film yang berjudul “Rain Man” Lulus sensor
no: 388/VCD/D/2.2008/2004, tanggal 31 Mei 2004. Raymond Babbit (Dustin Hoffman)
sebagai Peran utama yang menjadi seorang autis, dan memiliki adik yang bernama
Charlie Babbit (Tom Cruise). Produced by Mark Johnson, directed by Barry
Levinson.
II. Etiologi Gangguan Perkembangan Autis dalam film “Rain
Man”
Etiologi (penyebab) munculnya gangguan
perkembangan autis dalam film ini adalah ada cacat yang halangi
masukan dan pemrosesan data, sehingga Ia sulit berkomunikasi dan belajar. Dan ia
terbelakan mental akan tetapi tidak sepenuhnya.
III. Diagnosa Gangguan Perkembangan Autis dalam film “Rain
Man”
Diagnosa (Jenis Gangguan) yang dijelaskan
pada film ini adalah gangguan perkembangan Autistik
Savant atau dulunya disebut Idiot
Savant. Dalam filem ini tak
dijelaskan tentang pengertian Autistik
Savant.
IV. Ciri-ciri Gangguan Perkembangan Autis dalam film “Rain
Man”
§ Mempunyai
kekurangan tertentu, dan keahlian tertentu.
§ Tak
bisa mengutarakan diri, bahkan sulit paham dirinya sendiri.
§ Memiliki
perilaku yang menjadi kebiasaan atau ritual yang Ia buat untuk lindungi diri,
misal: tidur, makan, buang air, berjalan, bicara, semuanya menjadi rutinitas.
Apabila rutinitasnya dirusak Ia akan ketakutan dan apabila barang-barangnya disentuh Ia akan gelisah.
§ Ia pintar menghafal.
§ Semua
rutinitasnya harus tepat waktu dan sesuai dengan apa yang Ia suka. Seperti:
tidur, makan. Nonton TV, dan lain-lain sebagainya. Apabila rutinitasnya tidak
tepat waktu dan sesuai dengan kehendak hatinya pasti Ia akan kebingungan.
§ Ia
tak paham arti uang.
§ Ia
menganggap bahwa orang bukanlah prioritas utama.
§ ia
akan panik apabila ia dipaksa, dan paksaan itu tidak sesuai dengan
keinginannya.
§ Ia
sangat disiplin dalam semua hal.
V.
Treatment
Gangguan Perkembangan Autis dalam film “Rain Man”
Dalam Film yang berjudul “Rain Man” ini tidak didapati sebuah treatment atau
terapi untuk gangguan Autis. Ia dibiarkan berkembang apa adanya dan dituruti
semua keinginannya, karena apabila keinginannya tidak dituruti pasti ia akan
kebingungan dan panik dengan mondar-mandir tak jelas. Seorang yang mengalami
gangguan perkembangan autis tidak dapat disembuhkan secara total, akan tetapi
tingkahlakunya bisa diarahkan ke tingkahlaku yang lebih positif.
VI.
Komentar Gangguan Perkembangan Autis dalam film “Rain Man”
Gangguan perkembangan pada anak autis biasanya ia
memiliki IQ yang rendah atau IQ yang tinggi. Di dalam film yang berjudul “Rain
Man” ini menurut saya tergolong sebagai autis yang memiliki IQ tinggi. Karena
ia sangat cerdas dalam menghafal dan menghitung, dan ia sangat disiplin dalam
segalah hal, seperti: waktu tidur, makan, membaca buku, menonton TV, janji
bertemu dengan orang, dan lain-lain. Semua hal yang dilakukannya harus sesui
dengan kehendak hatinya, apabila hal itu dicegah maka ia akan kebingunagn dan
gelisah. Di sini autis bukanlah penyakit yang menular, namun suatu gangguan
perkembangan yang luas yang ada pada anak. Autis pada anak berbeda-beda
tarafnya dari yang ringan sampai yang berat. Autis dapat terjadii pada siapa
saja tanpa membedakan perbedaan status sosial maupun ekonomi.
Penyebab utama pada
gangguan perkembangan autis belum diketahui dengan pasti. Autisme diduga disebabkan oleh gangguan neurobiologis
pada susunan syaraf pusat, seperti: Faktor genetik, Gangguan pertumbuhan sel
otak pada janin, Gangguan pencernaan, Keracunan logam berat, dan Gangguan Auto–Imun.
Bahkan hingga saat ini penyebabnya belum diketahui secara pasti, telah
diduga sejak lama, bahwa ada penyebab umumnya adalah genetik, kognitif, dan
tingkat saraf yang khas untuk autisme dengan gejala tiga serangkai.
(Happé,2008). Namun, ada kecurigaan yang lebih bahwa autisme adalah kelainan yang
kompleks, bukan aspek-aspek inti yang menjadi penyebab (Happé,2006). Perdebatan yang
terjadi akhir-akhir ini berkisar pada kemungkinan penyebab autisme yang
disebabkan oleh vaksinasi anak. Di samping itu banyak pula ahli melakukan
penelitian dan menyatakan bahwa bibit autisme telah ada jauh hari sebelum bayi
dilahirkan bahkan sebelum vaksinasi dilakukan. Ada juga pada bulan Mei tahun
2000, para peneliti di Amerika menemukan adanya tumpukan protein di dalam otak
bayi yang baru lahir yang kemudian bayi tersebut berkembang menjadi anak
autisme.
Karena karakteristik dari penyandang autisme ini banyak
sekali ragamnya sehingga cara diagnosa yang paling ideal adalah dengan
memeriksakan anak pada beberapa tim dokter ahli seperti ahli neurologis, ahli
psikologi anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa, ahli pengajar dan ahli
profesional lainnya dibidang autisme
Gejala pada anak autis sudah tampak sebelum anak
berumur 3 tahun, yaitu
antara lain dengan tidak adanya kontak mata, dan tidak menunjukkan
responsif terhadap lingkungan. Jika kemudian tidak diadakan terapi, maka
setelah usia 3 tahun perkembangan anak terhenti atau mundur, seperti tidak mengenal suara orang tuanya dan tidak mengenal namanya.
antara lain dengan tidak adanya kontak mata, dan tidak menunjukkan
responsif terhadap lingkungan. Jika kemudian tidak diadakan terapi, maka
setelah usia 3 tahun perkembangan anak terhenti atau mundur, seperti tidak mengenal suara orang tuanya dan tidak mengenal namanya.
Kemampuan
dan perilaku dibawah ini adalah beberapa kelainan yang disebabkan oleh autisme.
Komunikasi
Kemampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat berbicara. Menggunakan kata kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan.
Kemampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat berbicara. Menggunakan kata kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan.
Bersosialisasi (berteman)
Lebih banyak menghabiskan waktunya
sendiri daripada dengan orang lain. Tidak tertarik untuk berteman
Kelainan penginderaan
Sensitif terhadap cahaya,
pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai
berat.
Bermain
Tidak spontan / reflek dan tidak dapat berimajinasi dalam bermain. Tidak dapat meniru tindakan temannya dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura pura.
Tidak spontan / reflek dan tidak dapat berimajinasi dalam bermain. Tidak dapat meniru tindakan temannya dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura pura.
Perilaku
Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam). Marah tanpa alasan yang masuk akal. Amat sangat menaruh perhatian pada satu benda, ide, aktifitas ataupun orang. Tidak dapat menunjukkan akal sehatnya. Dapat sangat agresif ke orang lain atau dirinya sendiri. Seringkali sulit mengubah rutinitas sehari hari.
Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam). Marah tanpa alasan yang masuk akal. Amat sangat menaruh perhatian pada satu benda, ide, aktifitas ataupun orang. Tidak dapat menunjukkan akal sehatnya. Dapat sangat agresif ke orang lain atau dirinya sendiri. Seringkali sulit mengubah rutinitas sehari hari.
Cara
Penanggulangan Autis
Berdasarkan adanya gangguan pada otak, Autisme tidak
dapat sembuh
total tetapi gejalanya dapat dikurangi, perilaku dapat diubah ke arah positif
dengan berbagai terapi. Mengamati perilaku anak secara mendalam, Mengetahui riwayat perkembangannya, Pemeriksaan medis (kerja sama dengan dokter, psikolog), Melakukan terapi wicara dan perilaku, dan lain-lain sebagainya.
total tetapi gejalanya dapat dikurangi, perilaku dapat diubah ke arah positif
dengan berbagai terapi. Mengamati perilaku anak secara mendalam, Mengetahui riwayat perkembangannya, Pemeriksaan medis (kerja sama dengan dokter, psikolog), Melakukan terapi wicara dan perilaku, dan lain-lain sebagainya.
0 comments:
Post a Comment