Our social:

Sunday, 6 March 2016

GANGGUAN PERKEMBANGAN (AUTIS)

GANGGUAN PERKEMBANGAN (AUTIS)
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Psikologi Abnormal
Dosen Pengampu: Sri Rejeki, M. sos, S. Psi. I
Judul Film “Rain Man”
Disusun Oleh:
        NAMA : M. MAHMUD ABADI
      NIM : 104411056
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2012

GANGGUAN PERKEMBANGAN (AUTIS)
I.   Judul Film
Judul film dalam gangguan perkembangan (Autis) di sini adalah “Rain Man”. Lembaga sensor film Republik Indonesia menyatakan bahwa film yang berjudul “Rain Man” Lulus sensor no: 388/VCD/D/2.2008/2004, tanggal 31 Mei 2004. Raymond Babbit (Dustin Hoffman) sebagai Peran utama yang menjadi seorang autis, dan memiliki adik yang bernama Charlie Babbit (Tom Cruise). Produced by Mark Johnson, directed by Barry Levinson.
II.   Etiologi Gangguan Perkembangan Autis dalam film “Rain Man”
Etiologi (penyebab) munculnya gangguan perkembangan autis dalam film ini adalah ada cacat yang halangi masukan dan pemrosesan data, sehingga Ia sulit berkomunikasi dan belajar. Dan ia terbelakan mental akan tetapi tidak sepenuhnya.
III.   Diagnosa Gangguan Perkembangan Autis dalam film “Rain Man”
Diagnosa (Jenis Gangguan) yang dijelaskan pada film ini adalah gangguan perkembangan Autistik Savant atau dulunya disebut Idiot Savant.  Dalam filem ini tak dijelaskan tentang pengertian Autistik Savant.
IV.   Ciri-ciri Gangguan Perkembangan Autis dalam film “Rain Man”
§  Mempunyai kekurangan tertentu, dan keahlian tertentu.
§  Tak bisa mengutarakan diri, bahkan sulit paham dirinya sendiri.
§  Memiliki perilaku yang menjadi kebiasaan atau ritual yang Ia buat untuk lindungi diri, misal: tidur, makan, buang air, berjalan, bicara, semuanya menjadi rutinitas. Apabila rutinitasnya dirusak Ia akan ketakutan dan apabila  barang-barangnya disentuh Ia akan gelisah.
§   Ia pintar menghafal.
§  Semua rutinitasnya harus tepat waktu dan sesuai dengan apa yang Ia suka. Seperti: tidur, makan. Nonton TV, dan lain-lain sebagainya. Apabila rutinitasnya tidak tepat waktu dan sesuai dengan kehendak hatinya pasti Ia akan kebingungan.
§  Ia tak paham arti uang.
§  Ia menganggap bahwa orang bukanlah prioritas utama.
§  ia akan panik apabila ia dipaksa, dan paksaan itu tidak sesuai dengan keinginannya.
§  Ia sangat disiplin dalam semua hal.
V.     Treatment Gangguan Perkembangan Autis dalam film “Rain Man”
Dalam Film yang berjudul “Rain Man” ini tidak didapati sebuah treatment atau terapi untuk gangguan Autis. Ia dibiarkan berkembang apa adanya dan dituruti semua keinginannya, karena apabila keinginannya tidak dituruti pasti ia akan kebingungan dan panik dengan mondar-mandir tak jelas. Seorang yang mengalami gangguan perkembangan autis tidak dapat disembuhkan secara total, akan tetapi tingkahlakunya bisa diarahkan ke tingkahlaku yang lebih positif.
VI.     Komentar Gangguan Perkembangan Autis dalam film “Rain Man”
Gangguan perkembangan pada anak autis biasanya ia memiliki IQ yang rendah atau IQ yang tinggi. Di dalam film yang berjudul “Rain Man” ini menurut saya tergolong sebagai autis yang memiliki IQ tinggi. Karena ia sangat cerdas dalam menghafal dan menghitung, dan ia sangat disiplin dalam segalah hal, seperti: waktu tidur, makan, membaca buku, menonton TV, janji bertemu dengan orang, dan lain-lain. Semua hal yang dilakukannya harus sesui dengan kehendak hatinya, apabila hal itu dicegah maka ia akan kebingunagn dan gelisah. Di sini autis bukanlah penyakit yang menular, namun suatu gangguan perkembangan yang luas yang ada pada anak. Autis pada anak berbeda-beda tarafnya dari yang ringan sampai yang berat. Autis dapat terjadii pada siapa saja tanpa membedakan perbedaan status sosial maupun ekonomi.
Penyebab utama pada gangguan perkembangan autis belum diketahui dengan pasti. Autisme diduga disebabkan oleh gangguan neurobiologis pada susunan syaraf pusat, seperti: Faktor genetik, Gangguan pertumbuhan sel otak pada janin, Gangguan pencernaan, Keracunan logam berat, dan Gangguan Auto–Imun. Bahkan hingga saat ini penyebabnya belum diketahui secara pasti, telah diduga sejak lama, bahwa ada penyebab umumnya adalah genetik, kognitif, dan tingkat saraf yang khas untuk autisme dengan gejala tiga serangkai. (Happé,2008). Namun, ada kecurigaan yang lebih bahwa autisme adalah kelainan yang kompleks, bukan aspek-aspek inti yang menjadi penyebab (Happé,2006). Perdebatan yang terjadi akhir-akhir ini berkisar pada kemungkinan penyebab autisme yang disebabkan oleh vaksinasi anak. Di samping itu banyak pula ahli melakukan penelitian dan menyatakan bahwa bibit autisme telah ada jauh hari sebelum bayi dilahirkan bahkan sebelum vaksinasi dilakukan. Ada juga pada bulan Mei tahun 2000, para peneliti di Amerika menemukan adanya tumpukan protein di dalam otak bayi yang baru lahir yang kemudian bayi tersebut berkembang menjadi anak autisme.
Karena karakteristik dari penyandang autisme ini banyak sekali ragamnya sehingga cara diagnosa yang paling ideal adalah dengan memeriksakan anak pada beberapa tim dokter ahli seperti ahli neurologis, ahli psikologi anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa, ahli pengajar dan ahli profesional lainnya dibidang autisme
Gejala pada anak autis sudah tampak sebelum anak berumur 3 tahun, yaitu
antara lain dengan tidak adanya kontak mata, dan tidak menunjukkan
responsif terhadap lingkungan. Jika kemudian tidak diadakan terapi, maka
setelah usia 3 tahun perkembangan anak terhenti atau mundur, seperti tidak mengenal suara orang tuanya dan tidak mengenal namanya.
Kemampuan dan perilaku dibawah ini adalah beberapa kelainan yang disebabkan oleh autisme.
Komunikasi
Kemampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat berbicara. Menggunakan kata kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan.
Bersosialisasi (berteman)
Lebih banyak menghabiskan waktunya sendiri daripada dengan orang lain. Tidak tertarik untuk berteman
Kelainan penginderaan
Sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai berat.
Bermain
Tidak spontan / reflek dan tidak dapat berimajinasi dalam bermain. Tidak dapat meniru tindakan temannya dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura pura.
Perilaku
Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam). Marah tanpa alasan yang masuk akal. Amat sangat menaruh perhatian pada satu benda, ide, aktifitas ataupun orang. Tidak dapat menunjukkan akal sehatnya. Dapat sangat agresif ke orang lain atau dirinya sendiri. Seringkali sulit mengubah rutinitas sehari hari.
Cara Penanggulangan Autis
Berdasarkan adanya gangguan pada otak, Autisme tidak dapat sembuh
total tetapi gejalanya dapat dikurangi, perilaku dapat diubah ke arah positif
dengan berbagai terapi. Mengamati perilaku anak secara mendalam, Mengetahui riwayat perkembangannya, Pemeriksaan medis (kerja sama dengan dokter, psikolog), Melakukan terapi wicara dan perilaku, dan lain-lain sebagainya.

#makalah #psikologi #islam #thariqah #tasawuf #filsafsat #agama

0 comments: