MAKALAH HADITS-HADITS tentang KHAUF dan RAJA’
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Hadits-hadits Sufistik

Disusun Oleh:
PULIYANTO
(104411059)
RATYH SURYANI (104411060)
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
\
Hadits-hadits
tentang Khauf dan Raja’
I.
PENDAHULUAN
ada dua hal
yang bisa memotivasi orang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu amal,
yaitu raja' (harap) dan khauf (takut). Biasanya, orang akan bersemangat
kalau ada untungnya dan orang akan menghindar kalau tahu bahayanya.
Perasaan raja'
dan khauf; harap dan takut ini hanya sah bila ditujukan pada Allah
semata. Kita boleh berharap dan takut kepada makhluk dalam takaran yang wajar,
karena makhluk tidak dapat mencelakakan diri tanpa izin Allah. Yakinlah tidak
ada yang dapat mencelakakan kita tanpa seizin dari Allah Yang Maha Berkuasa.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian Khauf
dan Raja’
B.
Hadits-hadits
Mengenai Khauf dan Raja’
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Khauf
dan Raja’
1. Khauf
Khauf adalah rasa takut. Fungsi khauf adalah
sebagai peringatanatau sesuatu di masa mendatang. Rasa takut kepada Allah
membawa Pengetahuan tentang Allah yang membuka pintu cinta kepada Allah. Sang
pecinta yang menemukan Allah pun takut kehilangan Allah. Rasa takut ini bisa
meliputi sang pencinta yang telah menemukan Allah dalam ekstase selama sama’
berlangsung.[1]
Ketahuilah kiranya,
bahwa takut itu ibarat dari kepedihan dan kebakaran hati, disebabkan terjadinya
yang tidak disukai pada masa depan. Dan telah jelas ini pada: penjelasan
hakikat harap. Orang yang jinak hatinya kepada Allah, kebenaran memiliki
hatinya dan ia menjadi putera zamanya, yang menyaksikan keelokan kebenaran
secara terus-menerus, niscaya tidak ada bagiannya penolehan kepada masa depan.
Maka tidak ada bagianya takut dan harap. Akan tetapi, jadilah
keadaanya lebih tinggi dari takut dan harap.[2]
Kata lain dari khauf adalah
khawatir/takut, yang berarti maksud dari khauf adalah
rasa khawatir atau takut pada sesuatu yang akan datang, dan rasa khauf
akan tumbuh jika seseorang meyakini kalau sesuatu yang di benci akan datang dan
yang di cintai akan pergi atau sirna.[3]
Dalam Al-Qur'an makna "khauf"
di istilahkan dalam beberapa ayat, misal di Surat As-Sajdah ayat 16 yang
artinya "mereka menyeru kepada Tuhan mereka dengan penuh rasa takut (khauf)
dan penuh harapan",serta di dalam sufi makna khauf sebagai syarat
iman dan syarat menjalankan hukum Allah.yang termaktub dalam Surat
Ali-Imron:75.
Menurut beberapa Ulama', khauf di
artikan menjadi beberapa arti, seperti cambuk Allah SWT yang di gunakan untuk
menghukum manusia yang berontak terhadap Allah SWT. Serta manusia yang takut
terhadap Allah, di kala ia merasa aman dari hal yang membuatnya
takut sendiri, dan sebagainya.
Menurut tradisi sufi, khauf
di kategorikan maqam(peringkat
kerohanian),yang selalu beriringan dengan maqam raja', serta merupakan
awal dari perjalanan sang penempuh.
Menurut tingkatan, khauf (tingkatan
ketakutan hamba secara umum), yang menekankan rasa takut terhadap siksa, kehilangan
sesuatu yang sangat di cinta, serta takut kehilangan Allah SWT, akan meningkat
menjadi Qabdh (ketakutan para auliya' dan shalihin), yang
menekankan rasa takut yang luar biasa karena merasa dalam gengggaman Allah dan
tidak ingin lepas dari-Nya, serta jiwanya menginjak pada kefanaan yang luar
biasa (fanaul fana). Setelah itu berakhir, baru tingkatan yang
selanjutnya dan skaligus tingkatan yang terakhir, yaitu tingkatan Al-Haibah
(ketakutan para Nabi dan Rasul), yang menekankan kesirnaan dalam keabadian (sang
pencipta).[4]
2. Raja'
Raja adalah harapan.
Mengharapkan rahmat Allah (yang sesungguhnya mengelilingi kita, tapi jarang
diperhatikan). Selama pengasingan dan perpisahan (bu’d), sang pencinta
merentangkan harapannya sedemikian rupa sehingga sang kekasih akan “tiba” atau
“berbicara” atau “menghampiri” atau hanya sekedar “memandang”. Ia takut kalu
perpisahan ini bersifat terus-menerus dan permanen. Ia berharap bahwa
perpisahan ini hnyalah sementara saja. Di antara sayap ketakutan (khawf)
dan harapan (raja’) sang pencinta terus-menerus mengejar sang Kekasih.[5]
Ketahuilah kiranya,
bahwa harap itu termasuk dalam jumlah perangkat-perangkat orang salik (orang
yang berjalan kepada Allah) dan hal keadaan orang-orang yang menuntut jalan
Allah.[6]
Sedangkan Raja' itu sendiri adalah
harapan. sebuah harapan yang di cintai akan datang, dan sebaliknya yang di
benci akan hilang. dan amal-amal yang di dasari akan optimisme/harapan lebih
baik daripada amal-amal yang di dasarkan pada rasa takut/khawatir (khauf).
Serta salah satu tanda bahwa seseorang masih
bergantung pada amal adalah apabila ia merasa kehilangan harapan (raja') kepada Allah
ketika ia melakukan dosa.
Dan arti Raja' (harapan) itu berbeda
dengan Tamanny (berandai-andai) yang merupakan sifat tercela. yang berarti
harapan adalah mengandalkan kemurahan Sang Pencipta, dan juga melihat
kegemilangan Illahi (Sang Pencipta) dengan mata keindahan. Harapan adalah
kedekatan hati pada kemurahan Allah, harapan adalah
kesenangan hati terhadap keutamaan tobat seseorang, harapan adalah
melihat kasih sayang Sang Pencipta (Allah) yang
Maha Meliputi Segalanya.
Apabila Allah Ta'ala bukakan pintu raja' (harapan), maka saksikan
apa yang Allah berikan untukmu. Apabila kamu ingin Allah bukakan pintu khauf
(takut), perhatikanlah apa yang telah engkau amalkan mentaati Allah."
(Imam Ibnu Atha'illah)[7]
B. Hadits-hadits
Mengenai Khauf dan Raja’
1. Hadits tentang Khauf
Orang
yang paling takut kepada Tuhannya adalah orang yang paling pandai mengenal
dirinya sendiri dan Tuhannya. Karenanya, nabi saw. Bersabda:
وَاللهِ إِّنِّي لاً عْلَمُكُمْ بِا للهِ لَهُ خَشْيَة. [رواه البخا
ري]
“Demi Allah, sesungguhnyaaku lebih
mengetahui tingkat rasa takut kepada Allah daripada kalian.” (H. r. Bukhari-Muslim).
Suatu ketika Imam asy-Sya’by dipanggil
seseorang, “wahai orang alim!’ Maka beliau berkata, “Sesungguhnya orang yang
alim hanyalah orang yang takut kepada Allah.”
Allah
swt. Dalam hal ini berfirman:
إِنَّمَا يَخْشَى الله مِنْ عِبَا دِهِ الْعُلَمَاءُ* [فا طر : 28]*
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya,
hanyalah para ulama.” (QS. Fathir: 28).
Ada juga ulama
yang mengatakan, “Orang takut bukanlah orang yang menangis dan menghapus air
matanya, tetapi orang yang meninggalkan perkara yang ditakuti, supaya tidak
mendapat siksa karenanya.”
Dari Abu Dzar r.a.
berkata bahwa Rasulullah saw. Membaca surat al-Insan sampai selesai, kemudian
beliau bersabda:
إني أرى ما لا تر و ن, وأسمع ما لا تسمعون, أطت السماء و حق لها أن
تئط, ما فيها مو ضع أربع أصا بع إلاملك واضع جبهته لله سا جداز. والله لو تعلمون
ما أعلم لضحكتم قليلا ولبكيتم كثيرا, و ما تلذ ذ تم بالنساء على الفرش, ولخرجتم
إلى الصعدات تجأرون إلى الله, ولود د ت أني شجرة تعضد.
“sesungguhnya
aku melihat apa yang tidak kalian lihat dan mendengar apa yang tidak kalian
dengar; langit merintih,dan pantas kalau ia merintih. Tidak ada tempat selebar
empat jari pun disana, melainkan ada satu malaikat yang meletakkan dahinya
bersujud kepadaAllah swt. Demi Allah, sekiranya kalian tahu sebagaimana yang
aku ketahui, niscaya kalian sedikit tertawa dan banyak menangis. Dan kalian
tidak merasakan nikmatnya bersama istri kalian di ranjang, kalian akan turun ke
jalan untuk berdoa memohon perlindungan Allah. Demi Allah, sungguh aku lebih
suka andaikata diriku ini sebatang pohon yang ditebang.” (H. R. Bukhari).
Makna hadis ini ialah “ sekiranya kebanyakan manusia ini tahu
sebagaimana yang diketahui Nabi Muhammad saw. Tentang kebesaran Allah Yang Maha
Perkasa dan siksaan-Nya atas orang yang durhaka kepada-Nya niscaya mereka terus
menangis, karena sedih dan takut terhadap apa yang telah menunggunya.”
Aisyah r.a
meriwayatkan dari Nabi saw., bahwa ketika tiba-tiba cuaca cerah menjadi gulita
disertai kencangnya angin yang bertiup, seketika itu pula beliau mulai tampak
gelisah, berjalan mondar-mandir, keluar masuk kamar. Hal itu disebabkan beliau
sangat takut akan azab Allah swt.(Muttfaq ‘Alaih).[8]
2.
Hadis-hadis tentang Raja’
Dari Abu Hurairah
r.a yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. Bersabda:
إن الله كتب على نفسه بنفسه قبل أن يخلق الخلقق: إن رحمتي تغلب على غضبي.
[متفق عليه]
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan sendiri atas Diri-Nya sebelum
Dia menciptakan makhluk, bahwa sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan
kebencian-Ku.” (Muttafaq ‘Alaih).
Dari Anas r.a yang mengatakan bahwa rasulullah saw bersabda:
قَالَ الله تَعَا لَى: يَاابْنَ ادم إِنَّكَ ما دعوتني ورجوتني, غفرت
لك على ما كان منك ولاأبا لي, ياابن اد م لوبلغت ذ نوبك عنان السماء ثم استغفرتني
غفرت لك, ياابن اد م لوأتيتني بقراب الأرض خطايااثم لقيتني لاتشرك بي شيئا لأتيتك
بقرابهامغفرة. [رواه الترمذي]
“Allah
swt telah berfirman , ‘hai anak Adam, sesungguhnya selama kalianmau berdoa dan
mengharap kepada-Ku, niscaya Aku ampuni segala dosa yang tapi telah lalu darimu
dan Aku tidak menghiraukannya lagi. Hai anak Adam, sekiranya dosa-dosamu sampai
memenuhi seisi langit, kemudian kamu meminta ampun kepada-Ku, niscaya Aku
ampuni. Hai anak Adam, sekiranya kamu menghadap kepada-Ku dengan membawa
sepenuh bumi kesalahan, tetapi kamu datang kepada-Ku dengan tidak menyekutukan
Aku dengan sesuatupun, niscaya Aku berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi lagi.” (H.r.
Tirmidzi)
Nasihat beberapa ulama salaf tentang Raja’
Yahya bin mu’adz
berkata, “termasuk dusta yang terbesar terhadap diri sendiri ialah bergelimang
dalam dosa dengan mengharap ampunan Allah, tanpa menyesali dosa-dosa itu.
Menyangka dirinya telah dekat kepada Allah tanpa berbuat taat kepad-Nya,
mengharap tanaman surga dengan benih api neraka. Menari tempat yang dijanjikan
bagi orang-orang taat dengan jalan kemaksiatan, menunggu pahala tanpa beramal dan
mengangankan memperoleh keutamaan Allah dengan berbuat melampaui batas.[9]
IV. KESIMPULAN
Dari penjelasan makalah di atas tentang hadits-hadits Khauf
dan Raja’, kami dapat menyimpulkan bahwa Khauf dan Raja’
sangatlah berkaitan satu dengan yang lain, dimana khauf itu adalah rasa
takut terhadap sesuatu yang akan datang, baik sesuatu yang dibenci atau
dicintai, yang dimaksud adalah rasa takut kepada Allah swt. Dan khauf
merupakan rasa takut itu ibarat dari
kepedihan dan kebakaran hati, disebabkan terjadinya yang tidak disukai pada
masa depan. Selain itu khauf di artikan menjadi beberapa arti, seperti
cambuk Allah SWT yang di gunakan untuk menghukum manusia yang berontak terhadap
Allah SWT. Serta manusia yang takut terhadap Allah, di kala ia
merasa aman dari hal yang membuatnya takut sendiri, dan sebagainya.
Sedangkan Raja’ adalah harapan, suatu
harapan atau mengharap rahmat Allah swt, dan harap tersebut hanya dimiliki oleh
orang salik (orang yang berjalan
kepada Allah) dan hal keadaan
orang-orang yang menuntut jalan Allah. Dan yang perlu digaris bawahi yaitu Raja' (harapan) itu
berbeda dengan Tamanny (berandai-andai) yang merupakan sifat tercela. Selain itu Raja’ juga diartikan kedekatan hati pada kemurahan Allah, harapan adalah
kesenangan hati terhadap keutamaan tobat seseorang, harapan adalah
melihat kasih sayang Sang Pencipta (Allah) yang
Maha Meliputi Segalanya.
V.
PENUTUP
Demikian penjelasan mengenai Khauf dan Raja’, semoga kita sebagai umat
Islam senantiasa mengamalkan apa yang telah dipaparkan pada makalah ini sekaligus
mampu beristiqomah dalam menjalankan perintah Allah swt dan selalu meminta
ampunan atas semua dosa-dosa kita dengan beristighfar. Dan demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari makalah ini
kurang dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
dan pengembangan sangat kami harapkan. Dan semoga ini dapat menambah
pengetahuan kita dan bermanfaat. Aamiin.....
Daftar
Pustaka
· Amstrong, Amatullah. Khazanah
Istilah Sufi: Kunci Memasuki Dunia Tasawuf. Bandung: Mizan,1996.
· Yakub, Ismail, Ihya’ Al-Ghazali (terjemahan), Jakarta, C.V. Faizan, 1985.
· “khauf-dan-raja”.http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/self-publishing/2097837-. Jum’at, 25
Mei 2012. 11.06 WIB.
· Faried, Ahmad, menyucikan jiwa, Surabaya: Risalah Gusti, 2004.
[1]
Amatullah
Amstrong. Khazanah Istilah Sufi: Kunci Memasuki Dunia
Tasawuf. Bandung: Mizan. 1996. H. 144.
[3] “khauf-dan-raja”.http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/self-publishing/2097837-.
Jum’at, 25 Mei 2012. 11.06
WIB.
[9] Ahmad Faried, menyucikan jiwa, Surabaya: Risalah Gusti, 2004, h.129.
0 comments:
Post a Comment