MAKALAH KECANDUAN OBAT dan SIRKUIT REWARD OTAK
KECANDUAN
OBAT dan SIRKUIT REWARD OTAK
I.
PENDAHULUAN
Ketergantungan
obat adalah masalah serius diberbagai belahan bumi. Sebagai contoh, di Amerika
Serikat saja, lebih dari 60 juta orang mengalami adiksi nikotin, alcohol, atau
kedua-duanya; 5,5 juta mengalami adiksi pada obat-abatan illegal, dan
berjuta-juta lainnya mengalami adiksi pada obat-obat resep. Berhenti sejenak
dan pikirkan tentang begitu besarnya kesedihan yang direpresentasikan oleh
angka-angka itu, ada ratusan juta orang di dunia yang sakit dan menderita.
Insiden aksi obat begitu tinggi sehingga hamper pasti bahwa Anda, atau orang
yang Anda sayangi, akan mengalami akibat negatif obat-obatan.[1]
Melihat kenyataan di dunia ini yang semakin maraknya
penggunaan obat yang disalahgunakan, maka kami akan membahas makalah ini yang
berjudul “Kecanduan Obat dan Sirkuit Reward Otak” dalam matakuliah Psikologi Fa’al.
dan adapun suatu permasalahan yang akan kami bahas di bawah ini.
II.
RUMUSAN MASALAH
1. Definisi Kecanduan Obat
2. Akibat Kecanduan Obat
3. Pengertian Sirkuit Reward Otak
III.
PEMBAHASAN
1. Definisi Kecanduan Obat
Ketagihan adalah perbuatan kompulsif
(yang terpaksa dilakukan) dan keterlibatan yang berlebihan terhadap suatu
kegiatan tertentu. Kegiatan ini bisa berupa pertaruhan (judi) atau berupa
penggunaan berbagai zat, seperti obat-obatan. Obat-obatan dapat menyebabkan
ketergantungan psikis saja atau ketergantungan psikis dan fisik.[2]
Kecanduan didefinisikan sebagai ketergantungan atas zat tertentu
untuk berfungsi. Dalam arti klinis istilah, kecanduan harus berbahaya untuk
kesehatan keseluruhan pecandu. Meskipun populer bahasa sehari-hari menggunakan
“kecanduan” untuk menggambarkan jenis obsesi atau bunga, itu harus tidak
benar-benar didefinisikan seperti jika tidak berbahaya. Sebagai contoh, salah
satu tidak dapat “kecanduan” cheesecake atau Los Angeles Dodgers, karena
seperti “kecanduan” tidak secara langsung menyebabkan fisik. Selain itu,
sementara kita semua “kecanduan” oksigen, itu tidak dapat diklasifikasikan
seperti itu karena oksigen sehat dan diperlukan untuk bertahan hidup.[3]
Adapun yang
dimaksud dengan “toleransi obat” yaitu keadaan kepekaan yang berkurang terhadap
obat yang berkembang akibat paparan obat tersebut. Toleransi obat dapat
didemonstrasikan dengan dua cara: dengan menunjukan bahwa dosis tertentu
memiliki efek yang lebih kecil disbanding sebelum paparan obat itu atau dengan
menunjukan bahwa dibutuhkan lebih banyak obat untuk menghasilkan efek yang
sama. Esensinya, ini berarti bahwa toleransi obat adalah pereseran kearah kanan
pada dose-res-ponse curve (kurva respon-dosis, grafik besaran efek dosis
yang berbeda-beda dari sebuah obat)[4]
Disisis lain Toleransi
juga dapat diartikan sebagai kebutuhan
untuk meningkatkan secara progresif dosis obat untuk menghasilkan efek yang
biasanya dapat dicapai dengan dosis yang lebih kecil. Gejala putus obat terjadi
jika pemakaian obat dihentikan atau jika efek obat dihalangi oleh suatu antagonis.
Seseorang yang mengalami gejala putus obat, merasa sakit dan dapat menunjukkan
banyak gejala, seperti sakit kepala, diare atau gemetar (tremor). Gejala
putus obat dapat merupakan masalah yang seirus dan bahkan bisa berakibat fatal.
[5]
2. Akibat Kecanduan Obat
Ketergantungan psikis merupakan suatu keinginan untuk terus
meminum suatu obat untuk menimbulkan rasa senang atau untuk mengurangi
ketegangan dan menghindari ketidaknyamanan.
Obat-obatan yang menyebabkan ketergantungan psikis biasanya
bekerja di otak dan memiliki satu atau lebih dari efek berikut ini :
a)
mengurangi
kecemasan dan ketegangan
b)
menyebabkan
kegembiraan, euforia (perasaan senang yang berlebihan) atau perubahan emosi
yang menyenangkan lainnya
c)
menyebabkan perasaan meningkatnya
kemampuan jiwa dan fisik
d)
merubah
persepsi fisik.
Ketergantungan psikis dapat menjadi sangat kuat dan sulit
untuk diatasi. Hal ini terjadi terutama pada obat-obatan yang merubah emosi dan
sensasi, yang mempengaruhi sistim saraf pusat.
Untuk para pecandu, aktivitas yang berhubungan dengan obat
menjadi bagian yang penting dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga suatu
bentuk ketagihan biasanya mempengaruhi kemampuan bekerjanya, proses belajarnya
atau mempengaruhi hubungannya dengan keluarga dan teman.
Pada ketergantungan yang berat, sebagian besar fikiran dan
aktivitas pecandu, tertuju pada bagaimana memperoleh dan menggunakan obat.
Seorang pecandu dapat menipu, berbohong dan mencuri untuk bisa memuaskan ketagihannya. Pecandu memiliki kesulitan untuk berhenti menggunakan obat dan seringkali kembali kepada kebiasaannya setelah beberapa saat berhenti. [6]
Seorang pecandu dapat menipu, berbohong dan mencuri untuk bisa memuaskan ketagihannya. Pecandu memiliki kesulitan untuk berhenti menggunakan obat dan seringkali kembali kepada kebiasaannya setelah beberapa saat berhenti. [6]
Bahkan
jika mereka tidak membuat kecanduan fisik, obat-obatan yang paling membuat
kecanduan psikologis dalam pengguna mereka. Kecanduan psikologis adalah hasrat
mental untuk obat dan perasaan yang terkait dengannya. Keinginan berbeda dari
kecanduan fisik yang ada gejala penarikan jarang apapun jika pecandu tidak
mendapatkan nya obat pilihan. Tapi obsesi luar biasa untuk obat dapat
menghancurkan sebagai kecanduan fisik dan seringkali terbukti sama menyedihkan
untuk pecandu.[7]
Beberapa obat-obatan menyebabkan ketergantungan fisik, namun
ketergantungan fisik tidak selalu menyertai ketergantungan psikis. Pada
obat-obat yang menyebabkan ketergantungan fisik, tubuh menyesuaikan diri
terhadap obat yang dipakai secara terus menerus dan menyebabkan timbulnya
toleransi; sedangkan jika pemakaiannya dihentikan, akan timbul gejala putus
obat.[8]
Fisik
kecanduan memerlukan perubahan yang sebenarnya dalam tubuh para pecandu, dimana
memerlukan obat untuk fungsi. Dalam beberapa kasus, jalur otak adalah ulang,
mengubah bagaimana fungsi pikiran. Tanda umum lain kecanduan fisik adalah
toleransi, dimana tubuh memerlukan jumlah yang lebih besar dan obat untuk
mencapai perasaan yang sama. Berhenti menggunakan obat dari kecanduan fisik yang
sering mengakibatkan penarikan gejala seperti gemetar, muntah atau kejang dapat
mengambil tempat.[9]
3. Pengertian Sirkuit Reward Otak
Dopamin adalah
senyawa kimia otak yang bisa memancarkan sinyal di antara neuron-neuron otak. Dopamin
adalah pusat dari sistem 'reward' otak. Sistem 'reward'
adalah bagian otak yang memberikan manusia rasa senang.
"Ketika orang sedang bergairah dalam cinta, terjadi perubahan suasana hati
yang kemudian mempengaruhi rasa sakit," kata Dr Sean Mackey pemimpin
penelitian yang dimual di jurnal PLoS One itu seperti yang dikutip Telegraph.
Dopamin sangat erat hubungannya dengan kecanduan dan penghilang
rasa sakit yang disebabkan oleh konsumsi morfin dan obat-obat bius lainnya. [10]
Pada
individu yang vulnerable (rentan) baik yang
disebabkan faktor genetik maupun faktor perkembangan, tentu saja hal ini dapat
menyebabkan perilaku kompulsif dalam mengkonsumsi makanan. Mekanisme otak yang
mendasarinya adalah sama dengan perilaku kompulsi dalam hal mengkonsumsi obat
pada gangguan adiksi obat. Baik konsumsi makanan maupun pemakaian obat didasari
oleh proses rewarding, yang berhubungan dengan
peningkatan aktivitas dopamin di dalam sirkuit reward otak namun bekerja dalam
cara yang berbeda. Makanan mengaktivasi sirkuit reward otak melalui palatability
(dimediasi sebagian oleh opioid endogen dan kanabinoid) dan juga melalui
peningkatan peptida yang memodulasi aktivitas dopamin (insulin dan leptin).
Sedangkan obat mengaktivasi sirkuit yang sama secara langsung melalui efek
farmakologinya (dimediasi oleh efek langsungnya pada sel dopamin atau dengan
efeknya pada neurotransmiter
yang
memodulasi sel dopamin seperti opioid, nikotin, GABA (gamma amino butyric acid)
dan kanabinoid.[11]
fungsi
setiap lokasi otak manusia adalah sebagai berikut:
- Otak depan: adalah area yang menentukan
suatu rencana dilaksanakan atau tidak. Pada bagian ini tersimpan
nilai-nilai agama, moral, adat-istiadat yang menjadi rambu-rambu tindakan
yang dipelajari sejak kecil.
- Otak kiri: adalah area yang menentukan kemampuan
berbahasa dalam menjelaskan ide-ide. Daerah ini juga merupakan daerah
logika matematika.
- Otak kanan: adalah area rasa seni. Daerah
ini menentukan kemampuan Anda dalam melukis, membuat puisi, membuat novel,
dan membuat pilihan kata-kata halus dalam berbahasa.
- Otak kecil atau serebelum: area ini adalah area yang
memiliki keterlibatan dalam banyak hal, yakni kognitif (pemikiran), afeksi
(perasaan), otonom (kemandirian), nyeri, atensi (fokus, perhatian),
eksekutif (pemimpin, pengambil keputusan), dan memori.
- Sirkuit Penghargaan atau reward circuit: di dalam
otak ada zat kimia yang disebut dengan dopamin. Dalam hal
belajar, dopamin ini akan membuat anak memiliki rasa senang belajar,
bahkan ketagihan belajar. Ketagihan atau tidak terhadap sesuatu tergantung
bagaimana kita mengelola sirkuit penghargaan ini.
- Sirkuit Papez: suatu jalur utama di otak
besar dan berperan untuk mengontrol emosi.
- Area Hipokampus atau Memori: merupakan bagian yang berperan
pada kegiatan mengingat (memori) dan navigasi atau penguasaan ruangan.
Jika Anda gemar dan mudah menghafal sesuatu, masih bisa mengingat
sifat-sifat dan kegemaran teman-teman semasa kecil Anda, atau mudah
menghafal rute perjalanan maka area hipokampus Anda sangat berkembang dan
bekerja dengan baik.[12]
IV. KESIMPULAN
Sesuai uraian di atas, kami dapat
menyimpulkan bahwa yang dinamakan kecanduan obat yaitu ketergantungan atas zat tertentu untuk berfungsi. Dalam arti klinis
istilah, kecanduan harus berbahaya untuk kesehatan keseluruhan pecandu.
Meskipun populer dengan bahasa sehari-hari menggunakan
“kecanduan” untuk menggambarkan jenis obsesi atau bunga, itu harus tidak
benar-benar didefinisikan seperti jika tidak berbahaya. Dan kecanduan obat itu mempengaruhi
ketergantungan psikis maupun fisik, seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Adapun yang dinamakan toleransi obat yaitu keadaan kepekaan yang berkurang
terhadap obat yang berkembang akibat paparan obat tersebut. Dan Disisis lain Toleransi
juga dapat diartikan sebagai kebutuhan
untuk meningkatkan secara progresif dosis obat untuk menghasilkan efek yang
biasanya dapat dicapai dengan dosis yang lebih kecil. Sedangkan yang dimaksud sirkuit reword otak yaitu bagian otak yang
menimbulkan rasa senang, atau penghargaan terhadap otak, di dalam otak
ada zat kimia yang disebut dengan dopamin. Dan dopain ini mengakibatkan rasa senang atau
bahkan ketagihan, tergantung di realisasikan dalam bentuk yang negatip atau
positif. Ketagihan
atau tidak terhadap sesuatu tergantung bagaimana kita mengelola sirkuit
penghargaan ini.
V. PENUTUP
Demikian pembahasan mengenai kecanduan otak
dan sirkuit reward otak yang dapat kami sampaikan, semoga kita lebih paham
tentang otak, agar bisa menjaga keutuhan otak yang kita miliki,
dan bisa mengasah otak supaya lebih bermanfaat bagi kehidupan. Dan kami
sangat menyadari makalah ini kurang dari kesempurnaan maka kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan dan pengembangan sangat kami harapkan. Dan semoga
ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfaat. Aamiin….
Daftar
Pustaka
·
Pinel, Jhon P.J., Biopsikologi, terjemah, Helly Prajitno
Soetjipto dan Sri Mulyanti Soetjipto, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009.
·
“ketergantungan-obat-ketagihan” http://www.penulis.info/4334/.html (jum’at, 23 Mei 2012, 00:34 WIB).
·
”cinta-mampu-menangkal-rasa-sakit”, http://cepplux.blogspot.com/2011/05/.html, minggu, 27 Mei 2012, 20:01 WIB.
·
”obesitas-termasuk-gangguan-otak”, http://hil4ry.wordpress.com/2007/09/28/ /, Minggu, 27 Mei 2012, 20:18 WIB
·
“ meningkatkan-kecerdasan-anak-melalui”, http://kidsgen.blogspot.com/2011/03/.html, Minggu, 27 Mei 2012, 20:29 WIB.
[1]
Jhon P.J. Pinel, Biopsikologi,
terjemah, Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyanti Soetjipto, Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2009, h.469.
[2]“ketergantungan-obat-ketagihan”, http://www.penulis.info/4334/.html jum’at, 23 Mei 2012, 00:34 WIB.
[5]
“ketergantungan-obat-ketagihan”, http://www.penulis.info/4334/.html jum’at, 23 Mei 2012, 00:34 WIB.
[6]“ ketergantungan-obat-ketagihan”, http://www.penulis.info/4334/.html jum’at, 23 Mei 2012, 00:34 WIB.
[8]“ketergantungan-obat-ketagihan”, http://www.penulis.info/4334/.html jum’at, 23 Mei 2012, 00:34 WIB.
.
[10]
”cinta-mampu-menangkal-rasa-sakit” http://cepplux.blogspot.com/2011/05/.html,
minggu, 27 Mei 2012, 20:01 WIB.
[11]
”obesitas-termasuk-gangguan-otak”, http://hil4ry.wordpress.com/2007/09/28/
/, Minggu, 27 Mei 2012, 20:18 WIB.
[12]“ meningkatkan-kecerdasan-anak-melalui”, http://kidsgen.blogspot.com/2011/03/.html, Minggu,
27 Mei 2012, 20:29 WIB.
0 comments:
Post a Comment