Our social:

Sunday, 6 March 2016

MAKALAH KECANDUAN OBAT dan SIRKUIT REWARD OTAK



KECANDUAN OBAT dan SIRKUIT REWARD OTAK
       I.            PENDAHULUAN

      Ketergantungan obat adalah masalah serius diberbagai belahan bumi. Sebagai contoh, di Amerika Serikat saja, lebih dari 60 juta orang mengalami adiksi nikotin, alcohol, atau kedua-duanya; 5,5 juta mengalami adiksi pada obat-abatan illegal, dan berjuta-juta lainnya mengalami adiksi pada obat-obat resep. Berhenti sejenak dan pikirkan tentang begitu besarnya kesedihan yang direpresentasikan oleh angka-angka itu, ada ratusan juta orang di dunia yang sakit dan menderita. Insiden aksi obat begitu tinggi sehingga hamper pasti bahwa Anda, atau orang yang Anda sayangi, akan mengalami akibat negatif obat-obatan.[1]
            Melihat kenyataan di dunia ini yang semakin maraknya penggunaan obat yang disalahgunakan, maka kami akan membahas makalah ini yang berjudul “Kecanduan Obat dan Sirkuit Reward Otakdalam matakuliah Psikologi Fa’al. dan adapun suatu permasalahan yang akan kami bahas di bawah ini.

    II.            RUMUSAN MASALAH
1.      Definisi Kecanduan Obat
2.      Akibat Kecanduan Obat
3.      Pengertian Sirkuit Reward Otak

 III.            PEMBAHASAN
1.    Definisi Kecanduan Obat
Ketagihan adalah perbuatan kompulsif (yang terpaksa dilakukan) dan keterlibatan yang berlebihan terhadap suatu kegiatan tertentu. Kegiatan ini bisa berupa pertaruhan (judi) atau berupa penggunaan berbagai zat, seperti obat-obatan. Obat-obatan dapat menyebabkan ketergantungan psikis saja atau ketergantungan psikis dan fisik.[2]
Kecanduan didefinisikan sebagai ketergantungan atas zat tertentu untuk berfungsi. Dalam arti klinis istilah, kecanduan harus berbahaya untuk kesehatan keseluruhan pecandu. Meskipun populer bahasa sehari-hari menggunakan “kecanduan” untuk menggambarkan jenis obsesi atau bunga, itu harus tidak benar-benar didefinisikan seperti jika tidak berbahaya. Sebagai contoh, salah satu tidak dapat “kecanduan” cheesecake atau Los Angeles Dodgers, karena seperti “kecanduan” tidak secara langsung menyebabkan fisik. Selain itu, sementara kita semua “kecanduan” oksigen, itu tidak dapat diklasifikasikan seperti itu karena oksigen sehat dan diperlukan untuk bertahan hidup.[3]
Adapun yang dimaksud dengan “toleransi obat” yaitu keadaan kepekaan yang berkurang terhadap obat yang berkembang akibat paparan obat tersebut. Toleransi obat dapat didemonstrasikan dengan dua cara: dengan menunjukan bahwa dosis tertentu memiliki efek yang lebih kecil disbanding sebelum paparan obat itu atau dengan menunjukan bahwa dibutuhkan lebih banyak obat untuk menghasilkan efek yang sama. Esensinya, ini berarti bahwa toleransi obat adalah pereseran kearah kanan pada dose-res-ponse curve (kurva respon-dosis, grafik besaran efek dosis yang berbeda-beda dari sebuah obat)[4]
Disisis lain Toleransi juga dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk meningkatkan secara progresif dosis obat untuk menghasilkan efek yang biasanya dapat dicapai dengan dosis yang lebih kecil. Gejala putus obat terjadi jika pemakaian obat dihentikan atau jika efek obat dihalangi oleh suatu antagonis. Seseorang yang mengalami gejala putus obat, merasa sakit dan dapat menunjukkan banyak gejala, seperti sakit kepala, diare atau gemetar (tremor). Gejala putus obat dapat merupakan masalah yang seirus dan bahkan bisa berakibat fatal. [5]
2.    Akibat Kecanduan Obat
Ketergantungan psikis merupakan suatu keinginan untuk terus meminum suatu obat untuk menimbulkan rasa senang atau untuk mengurangi ketegangan dan menghindari ketidaknyamanan.
Obat-obatan yang menyebabkan ketergantungan psikis biasanya bekerja di otak dan memiliki satu atau lebih dari efek berikut ini :
a)      mengurangi kecemasan dan ketegangan
b)      menyebabkan kegembiraan, euforia (perasaan senang yang berlebihan) atau perubahan emosi yang menyenangkan lainnya
c)       menyebabkan perasaan meningkatnya kemampuan jiwa dan fisik
d)     merubah persepsi fisik.
Ketergantungan psikis dapat menjadi sangat kuat dan sulit untuk diatasi. Hal ini terjadi terutama pada obat-obatan yang merubah emosi dan sensasi, yang mempengaruhi sistim saraf pusat.
Untuk para pecandu, aktivitas yang berhubungan dengan obat menjadi bagian yang penting dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga suatu bentuk ketagihan biasanya mempengaruhi kemampuan bekerjanya, proses belajarnya atau mempengaruhi hubungannya dengan keluarga dan teman.
Pada ketergantungan yang berat, sebagian besar fikiran dan aktivitas pecandu, tertuju pada bagaimana memperoleh dan menggunakan obat.
Seorang pecandu dapat menipu, berbohong dan mencuri untuk bisa memuaskan ketagihannya. Pecandu memiliki kesulitan untuk berhenti menggunakan obat dan seringkali kembali kepada kebiasaannya setelah beberapa saat berhenti. [6]
Bahkan jika mereka tidak membuat kecanduan fisik, obat-obatan yang paling membuat kecanduan psikologis dalam pengguna mereka. Kecanduan psikologis adalah hasrat mental untuk obat dan perasaan yang terkait dengannya. Keinginan berbeda dari kecanduan fisik yang ada gejala penarikan jarang apapun jika pecandu tidak mendapatkan nya obat pilihan. Tapi obsesi luar biasa untuk obat dapat menghancurkan sebagai kecanduan fisik dan seringkali terbukti sama menyedihkan untuk pecandu.[7]
Beberapa obat-obatan menyebabkan ketergantungan fisik, namun ketergantungan fisik tidak selalu menyertai ketergantungan psikis. Pada obat-obat yang menyebabkan ketergantungan fisik, tubuh menyesuaikan diri terhadap obat yang dipakai secara terus menerus dan menyebabkan timbulnya toleransi; sedangkan jika pemakaiannya dihentikan, akan timbul gejala putus obat.[8]
Fisik kecanduan memerlukan perubahan yang sebenarnya dalam tubuh para pecandu, dimana memerlukan obat untuk fungsi. Dalam beberapa kasus, jalur otak adalah ulang, mengubah bagaimana fungsi pikiran. Tanda umum lain kecanduan fisik adalah toleransi, dimana tubuh memerlukan jumlah yang lebih besar dan obat untuk mencapai perasaan yang sama. Berhenti menggunakan obat dari kecanduan fisik yang sering mengakibatkan penarikan gejala seperti gemetar, muntah atau kejang dapat mengambil tempat.[9]
3.      Pengertian Sirkuit Reward Otak
Dopamin adalah senyawa kimia otak yang bisa memancarkan sinyal di antara neuron-neuron otak. Dopamin adalah pusat dari sistem 'reward' otak. Sistem 'reward' adalah bagian otak yang memberikan manusia rasa senang. "Ketika orang sedang bergairah dalam cinta, terjadi perubahan suasana hati yang kemudian mempengaruhi rasa sakit," kata Dr Sean Mackey pemimpin penelitian yang dimual di jurnal PLoS One itu seperti yang dikutip Telegraph. Dopamin sangat erat hubungannya dengan kecanduan dan penghilang rasa sakit yang disebabkan oleh konsumsi morfin dan obat-obat bius lainnya. [10]
Pada individu yang vulnerable (rentan) baik yang disebabkan faktor genetik maupun faktor perkembangan, tentu saja hal ini dapat menyebabkan perilaku kompulsif dalam mengkonsumsi makanan. Mekanisme otak yang mendasarinya adalah sama dengan perilaku kompulsi dalam hal mengkonsumsi obat pada gangguan adiksi obat. Baik konsumsi makanan maupun pemakaian obat didasari oleh proses rewarding, yang berhubungan dengan peningkatan aktivitas dopamin di dalam sirkuit reward otak namun bekerja dalam cara yang berbeda. Makanan mengaktivasi sirkuit reward otak melalui palatability (dimediasi sebagian oleh opioid endogen dan kanabinoid) dan juga melalui peningkatan peptida yang memodulasi aktivitas dopamin (insulin dan leptin). Sedangkan obat mengaktivasi sirkuit yang sama secara langsung melalui efek farmakologinya (dimediasi oleh efek langsungnya pada sel dopamin atau dengan efeknya pada neurotransmiter
yang memodulasi sel dopamin seperti opioid, nikotin, GABA (gamma amino butyric acid) dan kanabinoid.[11]
fungsi setiap lokasi otak manusia adalah sebagai berikut:
  1. Otak depan: adalah area yang menentukan suatu rencana dilaksanakan atau tidak. Pada bagian ini tersimpan nilai-nilai agama, moral, adat-istiadat yang menjadi rambu-rambu tindakan yang dipelajari sejak kecil.
  2. Otak kiri: adalah area yang menentukan kemampuan berbahasa dalam menjelaskan ide-ide. Daerah ini juga merupakan daerah logika matematika.
  3. Otak kanan: adalah area rasa seni. Daerah ini menentukan kemampuan Anda dalam melukis, membuat puisi, membuat novel, dan membuat pilihan kata-kata halus dalam berbahasa.
  4. Otak kecil atau serebelum: area ini adalah area yang memiliki keterlibatan dalam banyak hal, yakni kognitif (pemikiran), afeksi (perasaan), otonom (kemandirian), nyeri, atensi (fokus, perhatian), eksekutif (pemimpin, pengambil keputusan), dan memori.
  5. Sirkuit Penghargaan atau reward circuit: di dalam otak ada zat kimia yang disebut dengan dopamin. Dalam hal belajar, dopamin ini akan membuat anak memiliki rasa senang belajar, bahkan ketagihan belajar. Ketagihan atau tidak terhadap sesuatu tergantung bagaimana kita mengelola sirkuit penghargaan ini.
  6. Sirkuit Papez: suatu jalur utama di otak besar dan berperan untuk mengontrol emosi.
  7. Area Hipokampus atau Memori: merupakan bagian yang berperan pada kegiatan mengingat (memori) dan navigasi atau penguasaan ruangan. Jika Anda gemar dan mudah menghafal sesuatu, masih bisa mengingat sifat-sifat dan kegemaran teman-teman semasa kecil Anda, atau mudah menghafal rute perjalanan maka area hipokampus Anda sangat berkembang dan bekerja dengan baik.[12]
 IV.       KESIMPULAN
Sesuai uraian di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa yang dinamakan kecanduan obat yaitu ketergantungan atas zat tertentu untuk berfungsi. Dalam arti klinis istilah, kecanduan harus berbahaya untuk kesehatan keseluruhan pecandu. Meskipun populer dengan bahasa sehari-hari menggunakan “kecanduan” untuk menggambarkan jenis obsesi atau bunga, itu harus tidak benar-benar didefinisikan seperti jika tidak berbahaya. Dan kecanduan obat itu mempengaruhi ketergantungan psikis maupun fisik, seperti yang sudah dijelaskan di atas. Adapun yang dinamakan toleransi obat yaitu keadaan kepekaan yang berkurang terhadap obat yang berkembang akibat paparan obat tersebut. Dan Disisis lain Toleransi juga dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk meningkatkan secara progresif dosis obat untuk menghasilkan efek yang biasanya dapat dicapai dengan dosis yang lebih kecil. Sedangkan yang dimaksud sirkuit reword otak yaitu bagian otak yang menimbulkan rasa senang, atau penghargaan terhadap otak, di dalam otak ada zat kimia yang disebut dengan dopamin. Dan dopain ini mengakibatkan rasa senang atau bahkan ketagihan, tergantung di realisasikan dalam bentuk yang negatip atau positif. Ketagihan atau tidak terhadap sesuatu tergantung bagaimana kita mengelola sirkuit penghargaan ini.
    V.       PENUTUP
Demikian pembahasan mengenai kecanduan otak dan sirkuit reward otak yang dapat kami sampaikan, semoga kita lebih paham tentang otak,  agar  bisa menjaga keutuhan otak yang kita miliki, dan bisa mengasah otak supaya lebih bermanfaat bagi kehidupan. Dan kami sangat menyadari makalah ini kurang dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan pengembangan sangat kami harapkan. Dan semoga ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfaat. Aamiin.
Daftar Pustaka
·    Pinel, Jhon P.J., Biopsikologi, terjemah, Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyanti Soetjipto, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009.
·    ketergantungan-obat-ketagihanhttp://www.penulis.info/4334/.html (jum’at, 23 Mei 2012, 00:34 WIB).
·    apakah-definisi-kecanduan-itu”, http://kutubuku.web.id/3000/, (Sabtu, 26 Mei 2012, 20:32 WIB)
·    cinta-mampu-menangkal-rasa-sakit”, http://cepplux.blogspot.com/2011/05/.html, minggu, 27 Mei 2012, 20:01 WIB.
·    obesitas-termasuk-gangguan-otak”, http://hil4ry.wordpress.com/2007/09/28/ /, Minggu, 27 Mei 2012, 20:18 WIB
·     “ meningkatkan-kecerdasan-anak-melalui”, http://kidsgen.blogspot.com/2011/03/.html, Minggu, 27 Mei 2012, 20:29 WIB.






[1] Jhon P.J. Pinel, Biopsikologi, terjemah, Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyanti Soetjipto, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009, h.469.
[2]ketergantungan-obat-ketagihan”, http://www.penulis.info/4334/.html jum’at, 23 Mei 2012, 00:34 WIB.
[3]apakah-definisi-kecanduan-itu”, http://kutubuku.web.id/3000/ , Sabtu, 26 Mei 2012,  20:32 WIB

[4] Jhon P.J. Pinel, Biopsikologi……………h.470.
[5] ketergantungan-obat-ketagihan”, http://www.penulis.info/4334/.html jum’at, 23 Mei 2012, 00:34 WIB.

[6] ketergantungan-obat-ketagihan”, http://www.penulis.info/4334/.html jum’at, 23 Mei 2012, 00:34 WIB.
[7] apakah-definisi-kecanduan-itu”, http://kutubuku.web.id/3000/ , Sabtu, 26 Mei 2012, 20:32 WIB.

[8]ketergantungan-obat-ketagihan”, http://www.penulis.info/4334/.html jum’at, 23 Mei 2012, 00:34 WIB.
.
[9] apakah-definisi-kecanduan-itu”, http://kutubuku.web.id/3000/ , Sabtu, 26 Mei 2012, 20:32 WIB

[10] cinta-mampu-menangkal-rasa-sakit http://cepplux.blogspot.com/2011/05/.html, minggu, 27 Mei 2012, 20:01 WIB.
[11] obesitas-termasuk-gangguan-otak”, http://hil4ry.wordpress.com/2007/09/28/ /, Minggu, 27 Mei 2012, 20:18 WIB.
[12] meningkatkan-kecerdasan-anak-melalui”, http://kidsgen.blogspot.com/2011/03/.html, Minggu, 27 Mei 2012, 20:29 WIB.

0 comments: