Our social:

Sunday, 17 April 2016

Pemikiran Tokoh Islam Neomodernis di Indonesia



Pemikiran Tokoh Islam Neomodernis di Indonesia
Di susun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Perkembangan Pemikiran Islam di Indonesia
Dosen Pengapu : Rokhmah Ulfah, M.Ag
 
Oleh:
Hani Nailatus Syarifah (134111051)


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
A.  Latar belakang
Islam menyebar ke penjuru dunia sejak masa Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkembang dan terpecah belah menjadi golongan-golongan paska meninggalnya Rasulullah SAW. Hingga saat ini islam masih mengalami perpecahan hingga membentuk golongan-golongan baru. Pemikiran islam berjalan dan berkembang sesuai dengan berjalannya waktu. Hingga membuat corak tersendiri pada metode pemikirannya.
Neomodernis merupakan salah satu tahapan pemikiran Islam yang muncul setelah Modernis. Neomodernis merupakan gerakan pembaharuan islam yang muncul sebagai jawaban terhadap kekurangan atau kelemahan yang terdapat pada gerakan-gerakan Islam yang muncul sebelumnya. Melalui sikap yang kritis dan objektif, Neomodernis ingin membangun Islam dalam berbagai dimensinya dalam satu kerangka yang utuh, menyeluruh, sistematis, serta mencerminkan nilai-nilai Al-Qur’an dan teladan Nabi yang sebenarnya.
Berangkat dari kritisme neo-modernisme, Fazlur Rahman menyatakan bahwa tugas yang amat penting bagi umat islam adalah memeriksa kembali tradisi Muslim itu sendiri yang tentunya berisi banyak hal yang Islami, yang tidak Islami dan yang berada di garis batas antara keduanya.[1]
B.   Sejarah kemunculan dan pendapat Tokoh Islam
Menurut Greg Barton, gejala neo modernisme mulai terlihat pada tahun 1970-an yang di motori oleh generasi muda terpelajar. Mereka terdiri dari kaum yang cerdik yang memiliki pemikiran yang brilian dan hampir selalu memicu kontroversi. Karena tema-tema yang mereka angkat cukup mendasar, filosofis dan bernuansa sosial maka banyak mendapat respon postif. Pendukung neo modernis berasal dari kalangan yang menghendaki di tampilkannya Islam secara kultural dan berwajah demokratis. Dan beberapa tokoh dari neomodernisme yang dapat dimasukkan dalam tipologi ini adalah Nur Cholis Majid, Ahmad Wahib, Abdurrahman Wahid dan Djohan Efendi.[2]
Neo modernisme merupakan gerakan pembaharuan islam yang muncul sebagai jawaban terhadap kekurangan atau kelemahan yang terdapat pada gerakan-gerakan Islam yang muncul sebelumnya,yaitu revivalisme pra-modernis, modernisme klasik dan Neo revivalisme. Tipologi aliran islam ini di gagas oleh Fazlur Rahman. Ciri-ciri revivalisme pra-modernis terletak pada keprihatinan yang mendalam terhadap kemerosotan sosio-moral masyarakat Islam. Untuk itu mereka menghimbau untuk kembali kepada islam yang asli, serta perlunya ijtihad, dan meninggalkan sikap predeterministik; dan, jika perlu, jihad dengan kekuatan senjata. Karakteristik modernisme klasik adalah keterbukaannya terhadap gagasan-gagasan dari Barat, selain juga meneruskan ijtihad yang di gagas kelompok pra modernis. Sedang cirri khas Neo revivalisme terletak pada usahanya untuk membedakan Islam dari Barat. Adapun cirri neo-modernisme adalah sikapnya yang liberal, kritis sekaligus apresiatif terhadap warisan pemikiran Islam dan barat sekaligus. Selain itu, kelompok ini menekankan perlunya ijtihad yang sistematis dan komprehensif.[3]
Makmun mukmin menyebutkan bahwa gerakan neo modernisme muncul sebagai wujud respon terhadap proses transformasi sosial yang mengalami stagnasi, yang di picu oleh tiga hal pokok[4]
a.       Lambatnya proses transformasi sosial keagamaan yang di capai oleh organisasi pembaharu tradisionalis dan modernis seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sebagai arus islam di Indonesia.
b.      Menguatnya gerakan idealisme Islam yang memiliki cita-cita m
c.       enjadikan islam sebagai dasar Negara Republik Indonesia, bahkan dalam bentuk yang lebih eksrim mereka mencita-citakan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII).
d.      Adanya pola perubahan pembangunan di dalam negeri Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan bersama dengan tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, geografis.
C.   Neo modernis di Indonesia
Fazlur Rahman menyatakan bahwa tugas yang amat penting bagi umat islam adalah  memeriksa tradisi muslim itu sendiri. Di Indonesia neo modernis merupakan corak pemikiran baru. Para tokoh pemikir neo modernis sangat memperhatikan hubungan antara Islam dengan Negara. Berikut adalah hubungan yang terjalin antara Islam dengan Negara.
a.    Islam dan Demokrasi
Demokrasi selalu menjadi perhatian kemanusiaan pada umumnya. Tidak ada suatu kelompok atau bangsapun yang menolaknya sejauh demokrasi diartikan sebagai usaha untuk mewujudkan kedaulatan secara penuh. Mencari kaitan antara agama dengan demokrasi tidak selalu mudah. Ulama dan penguasa politik, bahwa dalam Islam tak ada tempat untuk Demokrasi. Alasan mereka adalah bahwa demokrasi adalah kekuasaan di tangan Rakyat.sementara dalam doktrin Islam kekuasaan mutlak berpusat pada kekuasaan Tuhan.
Islam dan demokrasi, bagi kalangan neo-modernis, ditafsirkan sebagai suatu yang sesuai, tidak ada benturan-benturan dalam arti asalnya. Nor Cholis Madjid berpendapat, salah satu nilai demokrasi adalah egaliter: persamaan. Prinsip egaliter ini adalah prinsip yang terdapat dalam Islam. Egaliterisme dalam Islam di sini, ialah adanya kesamaan, keadilan, eksistensi dan demokrasi, prinsip-prinsip musyawarah, perwakilan dan partisipasi, termasuk keadilan hukum yang telah ditetapkan sejaak zaman nabi. Analisis nurcholis majid yang banyak



b.    Islam dan Politik


c.    Islam dan Pluralisme

d.      Islam dan Universalisme



[1] Dr. Abd A’la, MA, Dari NEOMODERNISME ke ISLAM LIBERAL, (Jakarta: Paramadina,2003), Hlm. 3
[2] Drs Ahmad Amir Aziz, Neomodernisme Islam di Indonesia,(Jakarta:PT Rineka Cipta,1999), Hlm. 7
[3] Fazlur Rahman, “Islam: Challenges and Opportunities” dalam Alford T.Welch dan P. Cachia (eds.),Islam: past Influence and present Challenge (Edinburg:  Edinburg University Press,1979), h. 315-327;
[4] Ma’mun Mu’min, tafsir neo modernis, (Jogjakarta: Idea Press,2010), Hlm. 6


#islam#agama#filsafat#psikologi#pemikiran#kebudayaan#tasawuf#thariqah

0 comments: