Our social:

Tuesday, 26 April 2016

Filosofi Jawa Di Bidang Ekonomi Dalam Menghadapi Modernisasi

Filosofi Jawa Di Bidang
Ekonomi Dalam Menghadapi Modernisasi

Makalah
 Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Islam Dan Budaya Jawa
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hj. Sri  Suhanjati


 















Disusun oleh:
Mawaddatul Jannah 


FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM  NEGERI WALISONGO
SEMARANG




A.    Pendahuluan
Masyarakat jawa atau tepatnya suku bangsa jawa, secara antropologi budaya adalah orang yang didalam kehidupan kesehariannya menggunakan bahasa jawa dengan berbagai ragam dialeknya secara turun temurun.
Masyarakat jawa sejak zaman prasejarah memiliki kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Mereka beranggapan bahwa dalam benda-benda atau tumbuhan tersebut memiliki kekuatan gaib. Kebudayaan yang ada di masyarakat jawa sebelum datangnya agama di tanah jawa yaitu bagaimana cara mereka menghormati para leluhur mereka dengan cara memberikan sesajen lewat upacara-upacara kedaerahan sesuai dengan kepercayaan mereka.
Akan tetapi setelah islam masuk di tanah jawa, para Walisongo tidak menghilangkan budaya-budaya asli jawa, melainkan para Walisongo memasukkan ajaran-ajaran islam.
Sementara itu, persoalan ekonomi sebagai bagian realitas kehidupan masyarakat jawa menarik jika untuk di perbincangkan dan didiskusikan sehubungan dengan usaha sungguh-sungguh bangsa indonesia untuk meningkatkan efisiensi nasional dalam rangka memperbaiki produk-produk indonesia di pasar global yang semakin terbuka bebas (terliberalisasi).
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian dan prinsip ekonomi?
2.      Bagaimana filosof jawa dan nilai islam pada aspek ekonomi?



C.    Pembahasan
1.      Pengertian dan prisip ekonomi
Ekonomi dapat diartikan sebagaikegiatan manusia atau masyarakat untuk mempergunakan unsr-unsur produksi sebaik-baikny, guna memenuhi berbagai kebutuhan. Prinsip ekonomi secara normatif harus diberlakukan dimana saja dan kapan saja, agar semua peparinge pangeran dapat di syukuri dan di manfaatkan sebaik-baiknya.[1]
Prinsip ekonomi pada dasarnya adalah prisip rasional yang di terapkan dalam aspek kehidupan ekonomi dan terjelma dalam istilah efektif dan efesien. Efektif dalam artian input atau potensi apa saja yang ada dan di miliki hendaknya di pergunakan mencapai output berupa hasil, Pendapatan, keuntungan,faedah, dan lain-lain yang maksimal. Sementaraitu, efesien berarti untuk mencapaioutput tersebut hendaknya di gunakanfaktor produksi, bahan, waktu, pengorbanan (input yang minimal).
Dalam masyarakat jawa, prisip-prinsip ekonomi dapat di jumpai dalam istilah-istilah atau konsep-konsep seperti cucuk, pakoleh, ngirit, ghathuk,lumayan dan lain-lain. Dengan mendalami secara sungguh-sungguh kebudayaan jawa, maka akan dirasakan bahwa prinsip-prinsip ekonomi masyarakat jawa adalah telah cukup tinggi nilainya=, hal ini dapat kita jumpai dari sifat-sifatrasional dan prinsip-prinsip ekonomi yang dapat di temukan dalm kata kunci diantaranya orak ilok dan kualat.
Dengan pemahaman mendalam terhadap kenyataan tersebut secara mendasar, kita bisa mengetahui bahwa masyarakat jawa telahmemiliki prinsip ekonomi/prinsip rasional yang cukup tinggi dan telah menunjukan salah satu prinsipekonomi yaitu efesien.[2]
2.      Filosof Jawa Dan Nilai Islam Pada Aspek Ekonomi
Dalam masyarakat jawa di kenal dengan tiga macam kodrat kemampuan manusia dalam menagkap kenyataan, yaitu:
-          cipta: akal, rasio, fikir dan penalaran
-          rasa: intuisi, rajasati
-          karsa : kehendak
kenyataan tersebut mengandung unsur-unsur suwung, temen, nyata kebenarannya.
Dalam bidang ekonomi khususnya pada sistem dagang,  masyarakat jawaberpedoman pada tiga prisip jawayang selaras dengan eksistensi manusiawi. Prinsip tersebut ialah:
-          astagina yang meliputi gelaring pambudi (memberdayakan bidang-bidang usaha sebatas kempuan maksimalsesuai dengan keadaan zaman).
-          Lima sifat dagang yang meliputi sregep (rajin dalam bekerja), pethel(bersungguh-sungguh), tegen(tabah), wekel (tekun) dan pengati-ati (berhati-hati dalam bekerja)
-          Mempunyai rasa etis dalam berdagang.[3]
Setelah masuknya islam di jawa, para walisongo mengajarkan berbagai syariat islam ke dalam berbagai bidang yang ada di masyarakat jawa (memadukan islam jawa) termasuk dalam bidang ekonomi. Hal tersebut bisa di lihat dengan adanya:
a.      Sekaten
Sebuah perayaan orang jawa untuk memperingati maulud nabi/ kelahiran nabi muhammad SAW.

b.      Golek pesugihan
Dalam kaitanya dengan bidang ekonomi. Meditasi dan semedi di tempat-tempat golek pesugihan dapat memberikan pesugihan dapat memberkan inspirasi pelakunya untuk melakukan usaha-usaha tertentu dan membangkitkan kesiapna mental-mentaluntuk menghadapi berbagai ke mungkinan dan kendala. Di samping itu juga seseorang yang melakukan usaha ekonomi tersadarkan bahwa pekerjaan-pekerjaan ekonomi yang di pilihnya menuntut tanggung jawab penuh.

c.       Slametan
Inti kegiatan ekonomi dapat di bedakan menjadi dua kategori, yaitu produksi dan distribusi, baik berupa barang dan jasa. Ada juga definisi lain yang memasukan unsur komsumsi di samping produksi dan distribusi. Terhadap ketiga unsur pokok tersebut, perencanaan memiliki peran strategis. Perencanaan merupakan usaha untuk menerapkan prinsip ekonomi. Apabila dalam menejemen kita jumpai istilah atau unsur planing,organizing, actuating, controling. Maka perencanaan dapat di jumpai di dalam slametan.
Slametan adalah suatu ritual yang diadakan di rumah suatu keluarga dan di hadiri oleh anggota keluarga, tetangga dekat, kenalan dan orang-orang yang mempunyai hubungan dagang. Slametan sendiri dilaksanakan dengan maksud memperoleh keselametan, sesuatu yang di laksnakan tercapai dengan selamat.
D.    Penutup
prisip-prinsip ekonomi dapat di jumpai dalam istilah-istilah atau konsep-konsep seperti cucuk, pakoleh, ngirit, ghathuk,lumayan dan lain-lain. Dalam masyarakat jawa di kenal dengan tiga macam kodrat kemampuan manusia dalam menagkap kenyataan, yaitu:
-          cipta: akal, rasio, fikir dan penalaran
-          rasa: intuisi, rajasati
-          karsa : kehendak
Setelah masuknya islam di jawa, para walisongo mengajarkan berbagai syariat islam ke dalam berbagai bidang yang ada di masyarakat jawa (memadukan islam jawa) termasuk dalam bidang ekonomi. Hal tersebut bisa di lihat dengan adanya:
a.       sekaten
b.      golek pesugihan
c.       slametan

DAFTAR PUSTAKA
Endang saifudin anshari, pendidikanagama islam diperguruan tinggi, (jakarta:rajawal, 1980)
Darori Amin, islam dan kebudayaan jawa, (yogyakarta:gama media, 2000)
Daryono, etos dagang orang jawa, (yogyakarta:pustaka pelajar, 2007)



[1] Endang saifudin anshari, pendidikanagama islam diperguruan tinggi, (jakarta:rajawal, 1980) halm.165-168
[2] Darori Amin, islam dan kebudayaan jawa, (yogyakarta:gama media, 2000) halm. 250-252
[3] Daryono, etos dagang orang jawa, (yogyakarta:pustaka pelajar, 2007) halm.74-76

#makalah#bagus #objektif #karakter #kuat #indonesia #sastra

0 comments: