Filosofi Jawa Di Bidang Ekonomi Dalam Menghadapi Modernisasi
Filosofi Jawa Di Bidang
Ekonomi Dalam
Menghadapi Modernisasi
Makalah
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah Islam Dan Budaya Jawa
Dosen
Pengampu: Prof. Dr. Hj. Sri Suhanjati
Disusun
oleh:
Mawaddatul
Jannah
FAKULTAS
USHULUDDIN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
A.
Pendahuluan
Masyarakat
jawa atau tepatnya suku bangsa jawa, secara antropologi budaya adalah orang
yang didalam kehidupan kesehariannya menggunakan bahasa jawa dengan berbagai
ragam dialeknya secara turun temurun.
Masyarakat jawa
sejak zaman prasejarah memiliki kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Mereka
beranggapan bahwa dalam benda-benda atau tumbuhan tersebut memiliki kekuatan
gaib. Kebudayaan yang ada di masyarakat jawa sebelum datangnya agama di tanah jawa
yaitu bagaimana cara mereka menghormati para leluhur mereka dengan cara
memberikan sesajen lewat upacara-upacara kedaerahan sesuai dengan kepercayaan
mereka.
Akan tetapi
setelah islam masuk di tanah jawa, para Walisongo tidak menghilangkan
budaya-budaya asli jawa, melainkan para Walisongo memasukkan ajaran-ajaran
islam.
Sementara itu, persoalan ekonomi sebagai bagian realitas kehidupan
masyarakat jawa menarik jika untuk di perbincangkan dan didiskusikan sehubungan
dengan usaha sungguh-sungguh bangsa indonesia untuk meningkatkan efisiensi
nasional dalam rangka memperbaiki produk-produk indonesia di pasar global yang
semakin terbuka bebas (terliberalisasi).
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pengertian dan prinsip ekonomi?
2.
Bagaimana
filosof jawa dan nilai islam pada aspek ekonomi?
C.
Pembahasan
1.
Pengertian dan prisip ekonomi
Ekonomi dapat diartikan
sebagaikegiatan manusia atau masyarakat untuk mempergunakan unsr-unsur produksi
sebaik-baikny, guna memenuhi berbagai kebutuhan. Prinsip ekonomi secara
normatif harus diberlakukan dimana saja dan kapan saja, agar semua peparinge
pangeran dapat di syukuri dan di manfaatkan sebaik-baiknya.[1]
Prinsip ekonomi
pada dasarnya adalah prisip rasional yang di terapkan dalam aspek kehidupan
ekonomi dan terjelma dalam istilah efektif dan efesien. Efektif dalam artian
input atau potensi apa saja yang ada dan di miliki hendaknya di pergunakan
mencapai output berupa hasil, Pendapatan, keuntungan,faedah, dan lain-lain yang
maksimal. Sementaraitu, efesien berarti untuk mencapaioutput tersebut hendaknya
di gunakanfaktor produksi, bahan, waktu, pengorbanan (input yang minimal).
Dalam masyarakat
jawa, prisip-prinsip ekonomi dapat di jumpai dalam istilah-istilah atau
konsep-konsep seperti cucuk, pakoleh, ngirit, ghathuk,lumayan dan
lain-lain. Dengan mendalami secara sungguh-sungguh kebudayaan jawa, maka akan
dirasakan bahwa prinsip-prinsip ekonomi masyarakat jawa adalah telah cukup
tinggi nilainya=, hal ini dapat kita jumpai dari sifat-sifatrasional dan
prinsip-prinsip ekonomi yang dapat di temukan dalm kata kunci diantaranya orak
ilok dan kualat.
Dengan
pemahaman mendalam terhadap kenyataan tersebut secara mendasar, kita bisa
mengetahui bahwa masyarakat jawa telahmemiliki prinsip ekonomi/prinsip rasional
yang cukup tinggi dan telah menunjukan salah satu prinsipekonomi yaitu efesien.[2]
2.
Filosof Jawa Dan Nilai Islam Pada Aspek Ekonomi
Dalam
masyarakat jawa di kenal dengan tiga macam kodrat kemampuan manusia dalam
menagkap kenyataan, yaitu:
-
cipta: akal, rasio, fikir dan penalaran
-
rasa: intuisi, rajasati
-
karsa
: kehendak
kenyataan
tersebut mengandung unsur-unsur suwung, temen, nyata kebenarannya.
Dalam bidang
ekonomi khususnya pada sistem dagang,
masyarakat jawaberpedoman pada tiga prisip jawayang selaras dengan
eksistensi manusiawi. Prinsip tersebut ialah:
-
astagina yang meliputi gelaring pambudi (memberdayakan bidang-bidang
usaha sebatas kempuan maksimalsesuai dengan keadaan zaman).
-
Lima
sifat dagang yang meliputi sregep (rajin dalam bekerja), pethel(bersungguh-sungguh),
tegen(tabah), wekel (tekun) dan pengati-ati (berhati-hati
dalam bekerja)
-
Mempunyai
rasa etis dalam berdagang.[3]
Setelah
masuknya islam di jawa, para walisongo mengajarkan berbagai syariat islam ke
dalam berbagai bidang yang ada di masyarakat jawa (memadukan islam jawa)
termasuk dalam bidang ekonomi. Hal tersebut bisa di lihat dengan adanya:
a.
Sekaten
Sebuah perayaan orang jawa untuk memperingati maulud nabi/
kelahiran nabi muhammad SAW.
b.
Golek pesugihan
Dalam kaitanya dengan bidang
ekonomi. Meditasi dan semedi di tempat-tempat golek pesugihan dapat
memberikan pesugihan dapat memberkan inspirasi pelakunya untuk melakukan
usaha-usaha tertentu dan membangkitkan kesiapna mental-mentaluntuk menghadapi
berbagai ke mungkinan dan kendala. Di samping itu juga seseorang yang melakukan
usaha ekonomi tersadarkan bahwa pekerjaan-pekerjaan ekonomi yang di pilihnya
menuntut tanggung jawab penuh.
c.
Slametan
Inti kegiatan ekonomi dapat di
bedakan menjadi dua kategori, yaitu produksi dan distribusi, baik berupa barang
dan jasa. Ada juga definisi lain yang memasukan unsur komsumsi di samping
produksi dan distribusi. Terhadap ketiga unsur pokok tersebut, perencanaan
memiliki peran strategis. Perencanaan merupakan usaha untuk menerapkan prinsip
ekonomi. Apabila dalam menejemen kita jumpai istilah atau unsur planing,organizing,
actuating, controling. Maka perencanaan dapat di jumpai di dalam slametan.
Slametan adalah suatu ritual yang diadakan di rumah suatu keluarga dan di
hadiri oleh anggota keluarga, tetangga dekat, kenalan dan orang-orang yang
mempunyai hubungan dagang. Slametan sendiri dilaksanakan dengan maksud
memperoleh keselametan, sesuatu yang di laksnakan tercapai dengan selamat.
D.
Penutup
prisip-prinsip
ekonomi dapat di jumpai dalam istilah-istilah atau konsep-konsep seperti cucuk,
pakoleh, ngirit, ghathuk,lumayan dan lain-lain. Dalam masyarakat jawa di
kenal dengan tiga macam kodrat kemampuan manusia dalam menagkap kenyataan,
yaitu:
-
cipta: akal, rasio, fikir dan penalaran
-
rasa: intuisi, rajasati
-
karsa
: kehendak
Setelah
masuknya islam di jawa, para walisongo mengajarkan berbagai syariat islam ke
dalam berbagai bidang yang ada di masyarakat jawa (memadukan islam jawa)
termasuk dalam bidang ekonomi. Hal tersebut bisa di lihat dengan adanya:
a.
sekaten
b.
golek
pesugihan
c.
slametan
DAFTAR PUSTAKA
Endang saifudin
anshari, pendidikanagama islam diperguruan tinggi, (jakarta:rajawal, 1980)
Darori Amin,
islam dan kebudayaan jawa, (yogyakarta:gama media, 2000)
Daryono, etos
dagang orang jawa, (yogyakarta:pustaka pelajar, 2007)
[1] Endang
saifudin anshari, pendidikanagama islam diperguruan tinggi,
(jakarta:rajawal, 1980) halm.165-168
[2] Darori
Amin, islam dan kebudayaan jawa, (yogyakarta:gama media, 2000) halm. 250-252
[3] Daryono,
etos dagang orang jawa, (yogyakarta:pustaka pelajar, 2007) halm.74-76
#makalah#bagus #objektif #karakter #kuat #indonesia #sastra
0 comments:
Post a Comment