MAKALAH DEMONOLOGI (SETAN/IBLIS)
DEMONOLOGI
(SETAN/IBLIS)
Makalah
di susun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Tafsir Falsafi
dosen pengampu : Drs. Mundhir MA.g

Disusun oleh:
Hanni’ Nailatus Syharifah
(134111051)
Yaniek Ichtiar Ma’rifa (134111052)
FAKULTAS
USHULUDDIN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demonologi atau ilmu tentang setan dan iblis
ini merupakan ilmu yang secara tidak langsung penting untuk dipelajari.
Manusia, malaikat dan setan sama-sama makhluk ciptaan Allah, akan tetapi ketika
Allah memerintahkan malaikat dan juga iblis untuk tunduk terhadap manusia hanya
malaikatlah yang tunduk, sedangkan iblis/setan secara terbuka memusuhi manusia.
Apabila manusia dapat melakukan amal kebaikan
maka derajatnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan malaikat sebagai makhluk
yang paling patuh terhadap perintah Allah. Namun, jika membiarkan setan
menguasai dirinya maka manusia tersebut derajatnya lebih rendah dibandingkan
setan dan akan terjerembab jatuh ke dalam jurang kesengsaraan yang gelap dan
tak terkira dalamnya.[1]
Jadi perlu adanya pembahasan mengenai
demonologi supaya manusia dapat mengambil pelajaran dan terhindar dari
godaan-godaan setan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari Demonologi (Iblis/Setan)?
2.
Apa saja ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang Demonologi?
PEMBAHASAN
1.
Pengertian tentang Demonologi
Demonologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang setan dan segala yang terkait olehnya.
Dalam agama-agama tertentu, demonologi dikaji dalam mencari pengetahuan tentang
siapa setan, lalu apa pekerjaannya, apa hubungannya dengan orang beriman, dan
sebagainya. Ada kata-kata dalam Kitab Suci dalam berbagai agama yang
secara langsung menyebutkan tentang setan[2].
2.
Tafsir tentang Demonologi
Ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan mengenai Demonologi
diantaranya adalah Al-kahfi: 50, Al-Jinn : 6-7, Al-A’raf : 12.
Al-Kahfi
ayat 50
وَإِذْ
قُلْنَا لِلْمَلَٰٓئِكَةِ
ٱسْجُدُوا۟
لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟
إِلَّآ
إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِۦٓ
ۗ
أَفَتَتَّخِذُونَهُۥ
وَذُرِّيَّتَهُۥٓ
أَوْلِيَآءَ
مِن دُونِى وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّۢ
ۚ
بِئْسَ لِلظَّٰلِمِينَ بَدَلًا
Artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat : ‘sujudlah kamu
kepada Adam, maka sujudlah mereka tetapi iblis (enggan). Ia adalah dari jin,
maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkan kamu mengambil ia dan turunan-turunannya
sebagai pemimpin selain dari Aku, sedang mereka terhadap kamu adalah musuh?
Amat buruklah ia sebagai pengganti bagi orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-kahfi
: 50)
Allah
berfirman : “dan ingatlah serta ingatkan seluruh manusia, wahai
Nabi Muhammad, ketika kami berfirman kepada para malaikat: “sujudlah
kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka
yang diperintahkan itu tetapi iblis enggan sujud walau telah
diperintah. Ia adalah dari jenis jin,
yang diciptakan dari api dan menganggap dirinya lebih mulia daripada Adam
sehingga merasa tidak wajar sujud kepadanya, maka dengan keengganannya
itu ia mendurhakai perintah Tuhannya. Demikian iblis telah menjadi musuh
manusia sejad dahulu, maka patutlah kamu mengambil ia dan turunan-turunannya
sebagai pemimpin dan penolong kamu selain dari Aku, sedang kamu
semua mengetahui bahwa mereka terhadap kamu secara khusus adalah
musuh? Amat buruklah ia, yakni iblis dan keturunan serta
pembantu-pembantunya, sebagai pengganti Allah bagi orang-orang yang dzalim.[3]
Al-Jin ayat 6-7
(7)وَأَنَّهُمْ ظَنُّوا كَمَا ظَنَنتُمْ أَن لَّن يَبْعَثَ اللَّهُ أَحَدًا(6)وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ
مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
Dan
bahwa ada beberapa orang laki-laki dari manusia meminta perlindungan kepada
beberapa laki-laki dari jin, maka mereka menambah bagi mereka kesempitan. Dan
sesungguhnya mereka menyangka sebagian persangkaan kamu bahwa Allah sekali-kali
tidak akan membangkitkan seorangpun. (QS. Al-Jinn : 6-7)
Dan
bahwa ada beberapa orang laki-laki, yakni tokoh-tokoh yang memiliki
kekuatan dan pengaruh dari jenis manusia yang senantiasa meminta perlindungan karena
takut atas diri dan kemaslahatannya kepada beberapa laki-laki yakni tokoh-tokoh, dari jenis jin, maka mereka, yakni jin-jin
itu, menambah bagi mereka, yang meminta perlindungan itu, kesempitan,
kesulitan dan dosa. Dan sesungguhnya mereka, para jin itu, menyangka
sebagian persangkaan kamu, wahai para jin atau wahai kaum kafir mekkah , bahwa
Allah sekali-kali tidak akan membangkitkan seorangpun setelah kematiannya
atau mengutus seorang rasul pun.[4]
Al-A’raf
ayat 12
قَالَ
مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ
قَالَ أَنَا۠
خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُۥ
مِن طِينٍ
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk
bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya
lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau
ciptakan dari tanah". (QS. Al-A’raf : 12)
Dalam ayat ini Allah menerangkan kepada kita umat yang
beriman dan membaca tanya-jawab yang terjadi ketika iblis menolak perintah
Allah untuk sujud kepada Adam. Sebab lazimnya perintah Allah tidak boleh
ditolak, karena itu di Tanya apakah alasan dan sebab yang memaksamu untuk tidak
sujud padahal sudah aku perintah kepadamu?
Tiba-tiba jawaban iblis: Aku lebih baik, lebih afdhal dari
dia. Engkau telah menjadikan aku dari api dan dia Engkau jadikan dari tanah. Di
sinilah mula-mula adanya sifat ananiyah, keakuan, egoism. Dan selamanya
pelanggaran terhadap perintah dan larangan Allah maka alasannya tidak akan
berbeda dengan alasan iblis ini.
Iblis hanya melihat unsur kejadiannya, dan
tidak memperhatikan kemuliaan yang di berikan Allah kepada Adam ketika Allah
berfirman: Maa mana’aka an tas juda lima khalaq tu biyadayya. Apakah yang
menahan kau untuk sujud kepada apa yang Aku jadikan dengan kedua tangan-Ku.
Di sinilah letak kemuliaan dan kebesaran yang di berikan oleh
Allah kepada Adam dan di tiupkan kepadanya dari ruh-Nya. Maka karena itulah ia
putus dari rahmad Allah dan bernama Iblis. Dan memang sesuai dengan tabiat api
melonjak-lonjak, keburu, sombong, sedang tabiat tanah merendah, tenang, dan
kembali kepada kebenaran[5].
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi Setan/Iblis
adalah juga merupakan makhluk Allah. Namun, memiliki derajat dan kedudukan yang
berbeda dengan manusia. Iblis telah menjadi musuh manusia sejak dahulu,
karnanya tidaklah patut bagi kita sebagai manusia meminta pertolongan-Nya. Iblis
memiliki sifat seperti api, sedangkan manusia memiliki sifat seperti tanah.
B.
Kritik dan saran
Semoga makalah yang
kami buat bermanfaat untuk semua, kritik dan saran kami harapkan guna
memperbaiki makalah-makalah kami selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Sarwar , H.G., Filsafat Al-Qur’an, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 1994)
Bahreisy, H. Salim
dan H. Said Bahreisy, Terjemah singkat Tafsir Ibnu Katsier, (Surabaya:PT. Bina
Imu,1986 cet. 1)
Shihab , M.
Quraish, Tafsir Al-Mishbah vol. 7, (Jakarta: Lentera Hati, 2009 cet. 2)
[1] H.G. Sarwar, Filsafat Al-Qur’an, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 1994) hal. 120
[3] M. Quraish Shihab, Tafsir
Al-Mishbah vol. 7, (Jakarta: Lentera Hati, 2009 cet. 2) hal. 315-316
[4] M. Quraish Shihab, Tafsir
Al-Mishbah vol. 14, (Jakarta: Lentera Hati, 2009 cet. 2) hal. 374-375
[5] H. Salim Bahreisy dan H. Said
Bahreisy, Terjemah singkat Tafsir Ibnu Katsier, (Surabaya:PT. Bina Imu,1986
cet. 1) hal. 378-379
#MAKALAH DEMONOLOGI (SETAN/IBLIS)#filsafat#muslim#indonesia#tasawuf#kebudayaan#peradaban
0 comments:
Post a Comment