Our social:

Sunday, 3 April 2016

MAKALAH DEMONOLOGI (SETAN/IBLIS)

DEMONOLOGI (SETAN/IBLIS)
Makalah
 di susun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Tafsir Falsafi
dosen pengampu : Drs. Mundhir MA.g

Description: C:\Users\Hani\Pictures\images.jpg

Disusun oleh:
Hanni’ Nailatus Syharifah (134111051)
Yaniek Ichtiar Ma’rifa (134111052)




FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015


PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang

Demonologi atau ilmu tentang setan dan iblis ini merupakan ilmu yang secara tidak langsung penting untuk dipelajari. Manusia, malaikat dan setan sama-sama makhluk ciptaan Allah, akan tetapi ketika Allah memerintahkan malaikat dan juga iblis untuk tunduk terhadap manusia hanya malaikatlah yang tunduk, sedangkan iblis/setan secara terbuka memusuhi manusia.
Apabila manusia dapat melakukan amal kebaikan maka derajatnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan malaikat sebagai makhluk yang paling patuh terhadap perintah Allah. Namun, jika membiarkan setan menguasai dirinya maka manusia tersebut derajatnya lebih rendah dibandingkan setan dan akan terjerembab jatuh ke dalam jurang kesengsaraan yang gelap dan tak terkira dalamnya.[1]
Jadi perlu adanya pembahasan mengenai demonologi supaya manusia dapat mengambil pelajaran dan terhindar dari godaan-godaan setan.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Demonologi (Iblis/Setan)?
2.      Apa saja ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang Demonologi?










PEMBAHASAN

1.         Pengertian tentang Demonologi
Demonologi adalah ilmu yang mempelajari tentang setan dan segala yang terkait olehnya. Dalam agama-agama tertentu, demonologi dikaji dalam mencari pengetahuan tentang siapa setan, lalu apa pekerjaannya, apa hubungannya dengan orang beriman, dan sebagainya. Ada kata-kata dalam Kitab Suci dalam berbagai agama yang secara langsung menyebutkan tentang setan[2].

2.         Tafsir tentang Demonologi
Ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan mengenai Demonologi diantaranya adalah Al-kahfi: 50, Al-Jinn : 6-7, Al-A’raf : 12.

Al-Kahfi ayat 50

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِۦٓ ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُۥ وَذُرِّيَّتَهُۥٓ أَوْلِيَآءَ مِن دُونِى وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّۢ ۚ بِئْسَ لِلظَّٰلِمِينَ بَدَلًا

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat : ‘sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka tetapi iblis (enggan). Ia adalah dari jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkan kamu mengambil ia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain dari Aku, sedang mereka terhadap kamu adalah musuh? Amat buruklah ia sebagai pengganti bagi orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-kahfi : 50)

Allah berfirman : “dan ingatlah serta ingatkan seluruh manusia, wahai Nabi Muhammad, ketika kami berfirman kepada para malaikat: sujudlah kamu kepada Adam”,  maka sujudlah mereka yang diperintahkan itu tetapi iblis enggan sujud walau telah diperintah. Ia adalah dari  jenis jin, yang diciptakan dari api dan menganggap dirinya lebih mulia daripada Adam sehingga merasa tidak wajar sujud kepadanya, maka dengan keengganannya itu ia mendurhakai perintah Tuhannya. Demikian iblis telah menjadi musuh manusia sejad dahulu, maka patutlah kamu mengambil ia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin dan penolong kamu selain dari Aku, sedang kamu semua mengetahui bahwa mereka terhadap kamu secara khusus adalah musuh? Amat buruklah ia, yakni iblis dan keturunan serta pembantu-pembantunya, sebagai pengganti  Allah bagi orang-orang yang dzalim.[3]

Al-Jin ayat 6-7

(7)وَأَنَّهُمْ ظَنُّوا كَمَا ظَنَنتُمْ أَن لَّن يَبْعَثَ اللَّهُ أَحَدًا(6)وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

Dan bahwa ada beberapa orang laki-laki dari manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, maka mereka menambah bagi mereka kesempitan. Dan sesungguhnya mereka menyangka sebagian persangkaan kamu bahwa Allah sekali-kali tidak akan membangkitkan seorangpun. (QS.  Al-Jinn : 6-7)

Dan bahwa ada beberapa orang laki-laki, yakni tokoh-tokoh yang memiliki kekuatan dan pengaruh dari jenis manusia  yang senantiasa meminta perlindungan karena takut atas diri dan kemaslahatannya kepada beberapa laki-laki  yakni tokoh-tokoh, dari  jenis jin, maka mereka, yakni jin-jin itu, menambah bagi mereka, yang meminta perlindungan itu, kesempitan, kesulitan dan dosa. Dan sesungguhnya mereka, para jin itu, menyangka sebagian persangkaan kamu, wahai para jin atau wahai kaum kafir mekkah , bahwa Allah sekali-kali tidak akan membangkitkan seorangpun setelah kematiannya atau mengutus seorang rasul pun.[4]

Al-A’raf ayat 12

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍ

Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". (QS. Al-A’raf : 12)

Dalam ayat ini Allah menerangkan kepada kita umat yang beriman dan membaca tanya-jawab yang terjadi ketika iblis menolak perintah Allah untuk sujud kepada Adam. Sebab lazimnya perintah Allah tidak boleh ditolak, karena itu di Tanya apakah alasan dan sebab yang memaksamu untuk tidak sujud padahal sudah aku perintah kepadamu?
Tiba-tiba jawaban iblis: Aku lebih baik, lebih afdhal dari dia. Engkau telah menjadikan aku dari api dan dia Engkau jadikan dari tanah. Di sinilah mula-mula adanya sifat ananiyah, keakuan, egoism. Dan selamanya pelanggaran terhadap perintah dan larangan Allah maka alasannya tidak akan berbeda dengan alasan iblis ini.

   Iblis hanya melihat unsur kejadiannya, dan tidak memperhatikan kemuliaan yang di berikan Allah kepada Adam ketika Allah berfirman: Maa mana’aka an tas juda lima khalaq tu biyadayya. Apakah yang menahan kau untuk sujud kepada apa yang Aku jadikan dengan kedua tangan-Ku.
Di sinilah letak kemuliaan dan kebesaran yang di berikan oleh Allah kepada Adam dan di tiupkan kepadanya dari ruh-Nya. Maka karena itulah ia putus dari rahmad Allah dan bernama Iblis. Dan memang sesuai dengan tabiat api melonjak-lonjak, keburu, sombong, sedang tabiat tanah merendah, tenang, dan kembali kepada kebenaran[5].








PENUTUP
A.    Kesimpulan
Jadi Setan/Iblis adalah juga merupakan makhluk Allah. Namun, memiliki derajat dan kedudukan yang berbeda dengan manusia. Iblis telah menjadi musuh manusia sejak dahulu, karnanya tidaklah patut bagi kita sebagai manusia meminta pertolongan-Nya. Iblis memiliki sifat seperti api, sedangkan manusia memiliki sifat seperti tanah.

B.     Kritik dan saran
Semoga makalah yang kami buat bermanfaat untuk semua, kritik dan saran kami harapkan guna memperbaiki makalah-makalah kami selanjutnya.





















DAFTAR PUSTAKA

Sarwar , H.G., Filsafat Al-Qur’an, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994)
Bahreisy, H. Salim dan H. Said Bahreisy, Terjemah singkat Tafsir Ibnu Katsier, (Surabaya:PT. Bina Imu,1986 cet. 1)
Shihab , M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah vol. 7, (Jakarta: Lentera Hati, 2009 cet. 2)



[1] H.G. Sarwar, Filsafat Al-Qur’an, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994) hal. 120
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Demonologi diakses 17 maret 2015 pukul 12.15 wib
[3] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah vol. 7, (Jakarta: Lentera Hati, 2009 cet. 2) hal. 315-316
[4] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah vol. 14, (Jakarta: Lentera Hati, 2009 cet. 2) hal. 374-375
[5] H. Salim Bahreisy dan H. Said Bahreisy, Terjemah singkat Tafsir Ibnu Katsier, (Surabaya:PT. Bina Imu,1986 cet. 1) hal. 378-379



#MAKALAH DEMONOLOGI (SETAN/IBLIS)#filsafat#muslim#indonesia#tasawuf#kebudayaan#peradaban

0 comments: