Makalah Tahqiqul hadits
A.
PENGGALAN HADITS
نَهَى
عَنِ الٌعَزٌلِ عَنِ الحُرَّةِ إلَّا بِإِذٌنِهَا
“Telah melarang dari perbuatan ‘Azl (menumpahkan air mani di luar
liang vagina istri) dari seorang istri kecuali mendapat izin darinya”
B.
ALAT PELACAK

C.
LAMPIRAN HADITS
![]() |
D.

SKEMA TUNGGAL


![]() |
E.
SKEMA GABUNGAN

































Dalam hadits ini tidak ditemukan
jalur periwayatan yang lain
F.
TARJAMAH HADITS
حدثنا
إسحاق بن عىسي, حدثنا إبن لهيعة عن جعفر بن ربيعة عن الزهري عن محرربن أبي هريرة,
عن أبيه, عن عمربن الخطاب, أنّ النبيّ ص.م, نَهَى عَنِ الٌعَزٌلِ عَنِ
الحُرَّةِ إلَّا بِإِذٌنِهَا
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin ‘Isa telah menceritakan
kepada kami Ibnu Lhi’ah dari Ja’far bin Rabi’ah dari az-Zuhri dari muharrar bin
Abi Hurairah dari bapaknya dari Umar bin Khattab sesungguhnya Rasulullah telah
melarang dari perbuatan ‘Azl (menumpahkan air mani di luar liang vagina istri)
dari seorang istri kecuali mendapat izin darinya
G.
ANALISA SANAD DAN KESIMPULAN
a. Sandaran Akhir
Dilihat dari sanad skema tunggal, hadits diatas merupakan Hadits
Marfu’ karena hadits ini sanadnya sampai pada Nabi SAW, baik perkataan,
perbuatan, maupun ketetapan Nabi SAW.
b. Kuantitas Sanad Hadits
Dalam jalur periwayatan gabungan secara vertical termasuk kategori hadits
Ahad. Dalam hadits ini hanya ditemukan satu jalur periwayatan saja, sehingga
hadits ini tergolong hadits yang bersanad Nazil. Karena hadits ini di
riwayatkan oleh 8 (delapan) periwayat untuk sampai kepada Nabi. Adapun silsilah
sanadnya sebagai berikut: Ahmad bin Hambal, Ishaq bin ‘Isa, Ibnu Lahi’ah,
Ja’far bin Rabi’ah, Az-Zuhry, Muharrar bin Abi Hurairah, bapaknya (Abi
Hurairah), Umar bin Khattab, Nabi SAW.
حدثنا إسحاق بن عىسي, حدثنا إبن لهيعة عن جعفر بن ربيعة عن الزهري عن
محرربن أبي هريرة, عن أبيه, عن عمربن الخطاب, أنّ النبيّ ص.م
c. Kualitas Sanad Hadits
Setelah mengkaji data perawi dan meneliti kualitas sanadnya, bahwa
semua rawi yang terdapat pada sanad Ahmad bin Hanbal ini lebih banyak yang
menyebutkan tsiqoh sebagaimana disebutkan dalam qaul nuqdnya:
قال البخارى :مشهور الحديث
قال صالح بن محمد الحافض :لا بأس به صدوق
وقال أَبُو جعفر العقيلي: عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عِيسَى،
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ علي، قال: سمعت أبا عَبْد اللَّهِ يعني أحمد بن حَنْبَلٍ،
وذكر بن لهيعة، فَقَالَ: كَانَ كتب عن الْمُثَنَّى بن الصباح، عَنْ عَمْرِو بْنِ
شعيب، وكان بعد يحدث بها عَنْ عَمْرِو بْنِ شعيب نفسه، وكان ليث أكبر منه بسنتين
قال عَبْد اللَّهِ بْن أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، عَنْ
أَبِيهِ كَانَ شيخا من أصحاب الحديث ثقة
قال عَبْد اللَّهِ بْن أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، عَنْ
أَبِيهِ كَانَ شيخا من أصحاب الحديث ثقة
قال البخاري، عن علي بن المديني: له نحو ألفي حديث
قال أَبُو عبيد الآجري، عن أبي داود : أسند
الزهري أكثر من ألف حديث عن الثقات، وحديث الزهري كله ألفا حديث ومئتا حديث، النصف
منها مسند، وقدر مائتين عن الثقات، وأما ما اختلفوا عليه فلا يكون خمسين حديثا،
والاختلاف عندنا ما تفرد قوم على شيء، وقوم على شيء
قال الحميدي، عن سفيان: رأيت الزهري أحمر الرأس واللحية،
في حمرتها إنكفاء، كأنه يجعل فيها كتما، وكان رجلا أعيمش، ورأيته قدم علينا مجمما
ذكره مُحَمَّد بْن سعد في الطبقة الثانية من أهل المدينة
وقال: توفي بالمدينة في خلافة عمر بْن عَبْد العزيز وكان قليل الحديث, وذكره ابن
حبان في كتاب الثقات, روى له النسائي وابن ماجه
d. Persambungan Sanad
Persambungan sanad pada hadits diatas adalah Muttasil, karena
antara rawi yang satu dengan yang lainnya memiliki ketersambungan (baik dari
segi sejarah, tahun lahir/wafatnya) dan hadits yang diriwayatkannya sampai
kepada Nabi SAW.
e. Thariqah
Dalam
musnad Ahmad bin Hambal dapat dilihat sejarah perawi sehingga kita bias melihat
dengan jelas sejauh mana kekuatan seorang perawi dalam meriwayatkan hadits,
khususnya antara rawi dengan rawi lain. Dan dalam sanad ini sebagian dari rawi
ke rawi diriwayatkan secara sima’I, sebagaimana yang tercantum di dalam shighat
yang digunakannya yaitu “"حدثنا.
f. Kesimpulan Sanad
Setelah
meneliti jalur sanad pada hadits نَهَى عَنِ
الٌعَزٌلِ عَنِ الحُرَّةِ إلَّا بِإِذٌنِهَا dari
jalur Ishaq bin ‘Isa bahwasannya hadits ini termasuk hadits Marfu’ karena
sandaran akhirnya pada Nabi baik perkataan, perbuatan atau takrir. Jumlah
rawinya, terdiri dari 8 perawi pada Nabi SAW.
Dalam hadits ini hanya di temukan satu
jalur periwayatan saja, sehingga hadits ini tergolong hadits yang bersanad
nazil, namun dalam hadits ini di temukan salah satu perawi yg lemah menurut
jumhur yaitu pada Ibnu Lahi’ah. Persambungan sanadnya muttasil, shighat
isnadnya sima’i.
H.
PAPARAN HADIS
نَهَى
عَنِ الٌعَزٌلِ عَنِ الحُرَّةِ إلَّا بِإِذٌنِهَا
-
نهى : telah melarang
-
عن العزل :dari perbuatan ‘azl
-
عن الحرة :dari seorang istri
-
الا بإذنها :kecuali dengan izinnya
I.
RUJUKAN
Ahmad bin Muhammad bin Hambal,
Musnad Ahmad, no 212, jil 1.
Muwaththa’ Imam Malik, Mu’jam
Mufahras Li al-Fadzil Hadits an-Nabawi, jil 4.
Jamaluddin Abi Hajaj Yusuf al-Muzi,
Tahzibul kamal fi asma al-Rijal, jilid 1, dar al-Fikr, 1994.
Jamaluddin Abi Hajaj Yusuf al-Muzi,
Tahzibul kamal fi asma al-Rijal, jilid 2, dar al-Fikr, 1994.
Jamaluddin Abi Hajaj Yusuf al-Muzi,
Tahzibul kamal fi asma al-Rijal, jilid 10, dar al-Fikr, 1994.
Jamaluddin Abi Hajaj Yusuf al-Muzi,
Tahzibul kamal fi asma al-Rijal, jilid 3, dar al-Fikr, 1994.
Jamaluddin Abi Hajaj Yusuf al-Muzi,
Tahzibul kamal fi asma al-Rijal, jilid 17, dar al-Fikr, 1994.
Jamaluddin Abi Hajaj Yusuf al-Muzi,
Tahzibul kamal fi asma al-Rijal, jilid 22, dar al-Fikr, 1994.
Syihabuddin, Ahmad bin Ali bin
Hajjaj al-Asqalani, Tahzibut Tahdzib, dar al-fikr, 1984.
#makalah#tahqiq#hadits#esay#artikel#tasawuf#filsafat#kebudayaan#indonesia
0 comments:
Post a Comment