Our social:

Wednesday, 15 March 2017

rancangan mp kualitatif mitongdino



tips download hilangkan centang(^) pada kata fast download

A.    Latar Beakang
Mitung ndino merupakan salah satu budaya masyarakat jawa (dalam hal ini masyarakat didusun Cogeh Tlogorejo kec. Karangawen kab. Demak), yakni upacara guna melepas arwah anggota keluarga yang meninggal. Upacara tersebut biasa dilakukan malam hari setelah shalat maghrib atau isa dan di isi dengan bacaan-bacaan dzikir dan tahlil, dan terkadang ada juga bacaan surat Al-Ikhlas 100.000 kali yang dicicil sejak malam pertama kematian sampai malam ke tujuh, dan masyarakat disana menyebutnya dengan Ataqohan.
Menurut mbah Wahid (salah satu tokoh masyarakat disana) tradisi mitung ndino itu selain bertujuan untuk mendoakan almarhum yang meninggal dunia juga untuk menghibur keluarga yang di tinggakan. Dengan berkumpulnya para tetangga selama tujuh malam diharapkan keluarga yang ditinggalkan dapat sedikit melupakann kesedihanya.
Banyak terdapat perbedaan tentang asal usul atau sejarah tradisi mitung ndino yang menyebar dimasyarakat. Banyak diantara mereka berpendapat bahwa tradisi mitung ndino itu merupakan budaya masyarakat Hindu Buda Jawa pada masa lalu yang telah dimasuki unsur Islami oleh Walisongo yang merupakan penyebar agama Islam ditanah Jawa. Dan ada pula yang berpendapat bahwa tradisi mitung ndino ini adalah tradisi yang dibawa oleh Walisongo dari daerah asal mereka yakni negeri Campa.
Hal ini sesuai dengan perbedaan teori yang ada ditengah para ilmuan yang meneliti tentang asal-usul tradisi ditanah Jawa. Peneliti-peneliti (Barat) memiliki pandangan yang saling berbeda mengenai ritus ini. Mereka semua setuju bahwa ritus ini sangat penting bagi masyarakat Islam di Jawa dan bahwa semua slametan termasuk mitung ndino ini terdiri dari (antara ain) ujub, donga, dan makanan yang telah diberkati. Akan tetapi, para peneliti tidak memiliki pandangan yang sama berhubungan dengan relasi ritus ini dengan agama Islam.
Dalam pengertian Geertz, misanya, slametan merupakan ritus yang berdasarkan agama Hindu dan Buda (atau malah Animisme), sedangkan Mark Woodward memahami ritus yang sama sebagai ritus Islam (walaupun lokal), atau lebih tepatnya sebagai ritus Sufisme. Andrew Beatty, dilain pihak, mengatakan bahwa ritus ini dapat mengandung makna-makna dan simbolisme yang berbeda-beda untuk para peserta.[1]
            Untuk waktu yang cukup lama, pengertian Geertz dianggap sesuai dengan kenyataan. Jadi, slametan ini dipahami sebagai ritus yang tidak memiliki hubungan  apapun di dalam agama Islam. Pengkritik paling tajam dalam aspek ini adalah Woodward yang menunjukan bahwa ritus ini adalah Islam lokal yang memiliki kesamaan dengan beberapa ritus di ngara Islam lainya, ia menunjukan bahwa nabi Muhammad sendiri pernah menyebarkan makanan yang diberkati bahwa pengertian sedekah merupakan bagian penting dalam ritus slametan, dan bahwa ujubnya orang Jawa sangat mirip dengan niat dalam pengertian klasik Islam. Lebih lagi, ia mengusulkan bahwa sikap rendah hati yang ditunjukan penyelenggara ritus ini harus dipahami dalam ritus Islam, dan bahwa do’anya (donga) merupakan kegiatan Islam biasa. Oleh karena ini semua, Woodward dapat menyimpulkan bahwa yang terjadi di Jawa  bukan percekcokan antara orang Islam dengan oranng non Islam tapi lebih tepatnya diantara orang-orang islam yang memiliki pengertian tentang agamannya yang saling berbeda.
                        Seperti yang sudah dikatakan diatas, Baatty juga mengkritik pemahaman Greetz walaupun ia mengambil jalan lain ia menggusulkan bahwa ritus slametan dapat dimengerti secara berbeda-beda oleh para peserta. Sebagian umat dapat memahaminya dalam system Islam, dan yang lainya lagi dapat memahaminya dalam system yang lebih berbau Jawa (asli) dengan pengaruh-pengaruh dari India. Dengan demikian ritus slametan tidak dapat dikatakan dimiliki satu golongan tertentu di Jawa.[2]
B.     Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas mengeucut pada satu rumusan masalah yaitu:
a.       Bagaimana sejarah dan asal-usul mitung ndino yang merupakan salah stu ritus slametan masyarakat Jawa?

C.     TujuanDan Manfaat Penelitian:
Penelitian yang dilakuan peneliti tentang asal-usul dan sejarah tradisi mitung ndino ini memiliki tujuan  sebagai berikut:
a.       Memberikan pemahaman masyarakat Jawa pada khususnya dan masyarakat selain Jawa pada umumnya tentang asal-usul dan sejarah tradisi mitung ndino untuk pelepasan arwah keluarga yang menigggal ditanah Jawa.
Penelitian yang dilakukan peniliti memliki  manfaat sebagai berikut:
a.       Manfaat akademik
Secara akademik penelitian ini berorientasi pada akan adanya teori atau acuan baru yang kuat dalam bidang keilmuan yang menyangkut tentang sejarah dan asal-usul peradaban islam ditanah Jawa.
b.      Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan akan menambah serta mmengembangkan khazanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan islam dan budaya jawa.
c.       Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini dapat menghilangkan kesimpangsiuran dari sejarah dan asal-usul tradisi mitong ndino yang terjadi di masyarkat Jawa, serta bentuk slametan-slametan lain yang lebih luas. Yang pada akhirnya akan lebih mempertajam nilai religiusitas serta kearifan lokal dari upacara slametan-slametan tersebut.

D.    Tinjaauan Pustaka

Penulis mengambil judul MITUNG NDINO (TELAAH SEJARAH DAN ASAL USUL TRADISI MITUNG NDINO DS COGEH TLOGOREJO KEC. KARANGAWEN KAB. DEMAK), karena terinspirasi dari buku-buku yang pernah penulis baca yang berkaitan dengan sejarah dan asal usul budaya dan tradisi di Jawa yang tidak dipaparkan teori mana yang paling kuat yang dapat dipastikan kebenaranya. Diantara buku-buku tersebut antara lain adalah :
1.      RAMADHAN DI JAWA PANDANGAN DARI LUAR karya Andre Moler tahun 2005. Buku ini membahas tentang Ramadhan dalam pandangan Al-Quran dan Al-Sunnah dengan pandangan masyarakat Jawa beserta tradisi-tradisinya.
2.      ATLAS WALISONGO karya Agus Sunyoto yang membahas tentang sejarah Islam di Jawa secara runtut serta perkembangan Islam di Jawa sejak pertama masuknya Islam hingga sekarang yang di sertai dengan bukti-bukti berupa naskah-naskah Jawa kuno.

E.     Metode Penelitian

Untuk membuat penelitian ini sesuai dengan prosedur yang berlaku, maka penetian ini menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
a.       Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Cogeh Tlogorejo kec. Karangawen kab. Demak yang merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang masih secara rutin menjalankan tradisi upacara mitung ndino.
b.      Jenis Penelitian
Secara metodologis penelitiann ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu menggambarkan secara detail bentuk gejala yang terjadi dilapangan yang akan dibenturkan dengan teori-teori yang berkembang dikalangann para penelliti dan akademisi.
c.       Pendekatan Penelitian
Sesuai dengan fokus penelitian serta objek yang diteliti, penelitian ini termasuk penelitian dengan pendekatan kualitatif, yakni penelitian yang bertujuann untuk memahami objek penelitian secara sistematik. Seperti perilaku, tindakan, tujuan, serta gejala yang tengah terjadi.
d.      Sumber Data



Sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1.      Sumber Data Primer
Sumber data primer dalam penelitian ini merupakan hasil dari wawancara tentang tradisi mitung ndino yang dilakukan oleh masyarakat desa Tlogorejo kecamatan karangawen kabupaten Demak untuk melepas dan mendoakan arwah keluarga yang meninggal dunia. Informan yang menjadi sasaran untuk memperoleh data primer ini adalah pemuka agama serta tokoh masyarakat didesa Tlogorejo untuk lebih memperoleh data yang akurat tentang tradisi mitung ndino yang dilakukan oleh masyarakat.
2.      Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokmentasi (foto, .rekaman hasil wawancara dll) serta didukung oleh data pustaka berupa buku-buku penelitian terbaru tentang sejarah masyarakat Jawa dan perkembagann Islam di Jawa seperti ATLAS WALISONGO karya Agus Sunyoto. Yang didukung oleh bukti-bukti  yang berupa naskah-naskah Jawa kuno.
e.       Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang paling diutamakan dalam penelitian kualitatif ini selain wawancara yang mendalam tentang tradisi mitung ndino adalah Telaah data pustaka tentangg penelitian sejarah Jawa yang didukung oleh naskah-naskah Jawa kuno. Meskipun begitu wawancara yang mendalam tetaplah menjadi tehnik pengumpulan data yang paling diutamakan disini karena penelitian kualitatif ini bersentuhan langsung dengan gejala yang terjadi dimasyarakat sebagai objek yang diteliti, sehingga hasil wawancara tersebut menjadi data yang paling akurat untuk digunakan dalam penelitian ini.
Selain dari hasil wawancara yang mendalam pengumpulan data ini juga dilakukan dengan cara mencatat hasil observasi serta dokumentasi yang berupa foto atau rekaman audio yang akan menjadi bukti untuk data yang akan dipaparkan dalam hasil penelitian ini baik secara terlampir atau tidak.
f.       Metode Analisis Data
1.      Reduksi Data
Reduksi data akan dilakukan selama penelitian berlangsung. Untuk dapat menganalisis data dengan tepat, reduksi data merupakan hal yang sangat penting yang akan peneliti lakukan secara intens dan cermat. Adapun tahapan-tahapan reduksi data pada penelitian ini diantaranya adalah langkah-langkah editing, pengelompokan dan meringkas data. Selanjutnya peneliti menyusun catatan-catatan mengenai berbagai macam hal termasuk yang berkaitan dengan aktifitas dan proses-proses sehingga peneliti dapat mengelompokan tema-tema atau gagasan-gagasan dari data yang telah terkumpul itu.
2.      Penyajian Data
Penyajian data dalam sebuah penelitian dengan bentuk deskriptif ini akan dilakukan secara sistematis dan rinci dengan cara menjalin kelompok data satu dengan kelompok data yang lain sehingga data-data tersebut dapat menjadi kumpulan data yang terkait satu sama lain secara utuh dan berkesinambungan sehingga akan memudahkan pembaca dalam menelaah dan memahaminya.
3.      Penarikan kesimpulan
Dalam penarikan kesimpulan ini akan dicari komponen-komponen data seperti dasar data, data penjelas, data yang sama dan data yang saling bertolak belakang. Penarikan kesimpulan yang meskipun terkadang dapat dilakukan diawal dalam penelitian ini kesimpulan final akan dilakukan setelah melalui proses reduksi data dan penyajian data agar penarikan kesimpulaan tidak terkesan subjektif.

F.     Sistematika Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat lima bab yang mana satu sama lain dari bab-bab tersebut saling berkaitan secara sistematik.
Bab Pertama  adalah pendahuluan, memuat dasar pemikiran. Bab ini terdiri dari; latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan serta metode penelitian yang dilakukan.
Bab Kedua, peneliti akan membahas tentang masyarakat desa cogeh tlogorejo kec. Karangawen kab. Demak dengan tradisi mitung ndinonya
Pada Bab Ketiga peneliti akan mengkaji tentang pemaknaan dari upacara mitung ndino untuk mendoakan arwah keuarga yang meninggal dunia yang dilakukan didesa tersebut.
Pada Bab Keempat, sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, peneliti akan membahas tentang asal-usul dan sejarah tradisi mitung ndino dengan membenturkanya dengan hasil observasi, wawancara serta teori-teori yang berkembang dikalangan para peneliti dan akademisi.
Bab Kelima merupakan bagian penutup dari penelitian ini. Bab Kelima berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan hasil penilaian peneliti yang menjadi jawaban atas pokok permasalahan yang diajukan.

G.    DAFTAR PUSTAKA
Moller Andre, 2005, Ramadhan Di Jawa Pandangan Dari Luar, N


[1] Andre Moller, Ramadhan Di Jawa Pandangan Dari Luar, (Nalar, Jakarta, 2005), Hal, 195
[2] Ibid, Hal, 196

0 comments: