rancangan mp kualitatif mitongdino
tips download hilangkan centang(^) pada kata fast download
A.
Latar
Beakang
Mitung
ndino merupakan salah
satu budaya masyarakat jawa (dalam hal ini masyarakat didusun Cogeh Tlogorejo
kec. Karangawen kab. Demak), yakni upacara guna melepas arwah anggota keluarga
yang meninggal. Upacara tersebut biasa dilakukan malam hari setelah shalat
maghrib atau isa dan di isi dengan bacaan-bacaan dzikir dan tahlil,
dan terkadang ada juga bacaan surat Al-Ikhlas 100.000 kali yang dicicil sejak
malam pertama kematian sampai malam ke tujuh, dan masyarakat disana menyebutnya
dengan Ataqohan.
Menurut mbah
Wahid (salah satu tokoh masyarakat disana) tradisi mitung ndino itu selain
bertujuan untuk mendoakan almarhum yang meninggal dunia juga untuk menghibur
keluarga yang di tinggakan. Dengan berkumpulnya para tetangga selama tujuh
malam diharapkan keluarga yang ditinggalkan dapat sedikit melupakann
kesedihanya.
Banyak terdapat
perbedaan tentang asal usul atau sejarah tradisi mitung ndino yang
menyebar dimasyarakat. Banyak diantara mereka berpendapat bahwa tradisi mitung
ndino itu merupakan budaya masyarakat Hindu Buda Jawa pada masa lalu
yang telah dimasuki unsur Islami oleh Walisongo yang merupakan penyebar agama
Islam ditanah Jawa. Dan ada pula yang berpendapat bahwa tradisi mitung ndino
ini adalah tradisi yang dibawa oleh Walisongo dari daerah asal mereka yakni
negeri Campa.
Hal ini sesuai
dengan perbedaan teori yang ada ditengah para ilmuan yang meneliti tentang
asal-usul tradisi ditanah Jawa. Peneliti-peneliti (Barat) memiliki pandangan
yang saling berbeda mengenai ritus ini. Mereka semua setuju bahwa ritus ini sangat
penting bagi masyarakat Islam di Jawa dan bahwa semua slametan termasuk mitung
ndino ini terdiri dari (antara ain) ujub, donga, dan makanan yang
telah diberkati. Akan tetapi, para peneliti tidak memiliki pandangan yang sama berhubungan
dengan relasi ritus ini dengan agama Islam.
Dalam
pengertian Geertz, misanya, slametan merupakan ritus yang berdasarkan
agama Hindu dan Buda (atau malah Animisme), sedangkan Mark Woodward memahami
ritus yang sama sebagai ritus Islam (walaupun lokal), atau lebih tepatnya
sebagai ritus Sufisme. Andrew Beatty, dilain pihak, mengatakan bahwa ritus ini
dapat mengandung makna-makna dan simbolisme yang berbeda-beda untuk para
peserta.[1]
Untuk
waktu yang cukup lama, pengertian Geertz dianggap sesuai dengan kenyataan.
Jadi, slametan ini dipahami sebagai ritus yang tidak memiliki hubungan apapun di dalam agama Islam. Pengkritik
paling tajam dalam aspek ini adalah Woodward yang menunjukan bahwa ritus ini
adalah Islam lokal yang memiliki kesamaan dengan beberapa ritus di ngara Islam
lainya, ia menunjukan bahwa nabi Muhammad sendiri pernah menyebarkan makanan
yang diberkati bahwa pengertian sedekah merupakan bagian penting dalam ritus slametan,
dan bahwa ujubnya orang Jawa sangat mirip dengan niat dalam pengertian
klasik Islam. Lebih lagi, ia mengusulkan bahwa sikap rendah hati yang
ditunjukan penyelenggara ritus ini harus dipahami dalam ritus Islam, dan bahwa
do’anya (donga) merupakan kegiatan Islam biasa. Oleh karena ini semua, Woodward
dapat menyimpulkan bahwa yang terjadi di Jawa
bukan percekcokan antara orang Islam dengan oranng non Islam tapi lebih
tepatnya diantara orang-orang islam yang memiliki pengertian tentang agamannya
yang saling berbeda.
Seperti
yang sudah dikatakan diatas, Baatty juga mengkritik pemahaman Greetz walaupun
ia mengambil jalan lain ia menggusulkan bahwa ritus slametan dapat dimengerti
secara berbeda-beda oleh para peserta. Sebagian umat dapat memahaminya dalam
system Islam, dan yang lainya lagi dapat memahaminya dalam system yang lebih
berbau Jawa (asli) dengan pengaruh-pengaruh dari India. Dengan demikian ritus slametan
tidak dapat dikatakan dimiliki satu golongan tertentu di Jawa.[2]
B.
Rumusan
masalah
Dari latar
belakang diatas mengeucut pada satu rumusan masalah yaitu:
a.
Bagaimana
sejarah dan asal-usul mitung ndino yang merupakan salah stu ritus slametan
masyarakat Jawa?
C.
TujuanDan
Manfaat Penelitian:
Penelitian yang dilakuan peneliti
tentang asal-usul dan sejarah tradisi mitung ndino ini memiliki tujuan sebagai berikut:
a.
Memberikan
pemahaman masyarakat Jawa pada khususnya dan masyarakat selain Jawa pada umumnya
tentang asal-usul dan sejarah tradisi mitung ndino untuk pelepasan arwah
keluarga yang menigggal ditanah Jawa.
Penelitian yang dilakukan peniliti
memliki manfaat sebagai berikut:
a.
Manfaat
akademik
Secara akademik penelitian ini berorientasi pada akan adanya teori
atau acuan baru yang kuat dalam bidang keilmuan yang menyangkut tentang sejarah
dan asal-usul peradaban islam ditanah Jawa.
b.
Manfaat
teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan akan menambah serta
mmengembangkan khazanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan islam dan budaya
jawa.
c.
Manfaat
Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini dapat menghilangkan
kesimpangsiuran dari sejarah dan asal-usul tradisi mitong ndino yang
terjadi di masyarkat Jawa, serta bentuk slametan-slametan lain yang
lebih luas. Yang pada akhirnya akan lebih mempertajam nilai religiusitas serta
kearifan lokal dari upacara slametan-slametan tersebut.
D.
Tinjaauan
Pustaka
Penulis mengambil judul MITUNG NDINO (TELAAH SEJARAH DAN ASAL USUL
TRADISI MITUNG NDINO DS COGEH TLOGOREJO KEC. KARANGAWEN KAB. DEMAK), karena
terinspirasi dari buku-buku yang pernah penulis baca yang berkaitan dengan
sejarah dan asal usul budaya dan tradisi di Jawa yang tidak dipaparkan teori
mana yang paling kuat yang dapat dipastikan kebenaranya. Diantara buku-buku
tersebut antara lain adalah :
1.
RAMADHAN
DI JAWA PANDANGAN DARI LUAR karya Andre Moler tahun 2005. Buku ini membahas
tentang Ramadhan dalam pandangan Al-Quran dan Al-Sunnah dengan pandangan
masyarakat Jawa beserta tradisi-tradisinya.
2.
ATLAS
WALISONGO karya Agus Sunyoto yang membahas tentang sejarah Islam di Jawa secara
runtut serta perkembangan Islam di Jawa sejak pertama masuknya Islam hingga
sekarang yang di sertai dengan bukti-bukti berupa naskah-naskah Jawa kuno.
E.
Metode
Penelitian
Untuk membuat
penelitian ini sesuai dengan prosedur yang berlaku, maka penetian ini
menggunakan metode penelitian sebagai berikut :
a.
Lokasi
Penelitian
Penelitian ini
dilakukan di desa Cogeh Tlogorejo kec. Karangawen kab. Demak yang merupakan
salah satu daerah di Jawa Tengah yang masih secara rutin menjalankan tradisi
upacara mitung ndino.
b.
Jenis
Penelitian
Secara
metodologis penelitiann ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu
menggambarkan secara detail bentuk gejala yang terjadi dilapangan yang akan
dibenturkan dengan teori-teori yang berkembang dikalangann para penelliti dan
akademisi.
c.
Pendekatan
Penelitian
Sesuai dengan
fokus penelitian serta objek yang diteliti, penelitian ini termasuk penelitian
dengan pendekatan kualitatif, yakni penelitian yang bertujuann untuk memahami
objek penelitian secara sistematik. Seperti perilaku, tindakan, tujuan, serta
gejala yang tengah terjadi.
d.
Sumber
Data
Sumber data
yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1.
Sumber
Data Primer
Sumber data
primer dalam penelitian ini merupakan hasil dari wawancara tentang tradisi mitung
ndino yang dilakukan oleh masyarakat desa Tlogorejo kecamatan karangawen
kabupaten Demak untuk melepas dan mendoakan arwah keluarga yang meninggal
dunia. Informan yang menjadi sasaran untuk memperoleh data primer ini adalah
pemuka agama serta tokoh masyarakat didesa Tlogorejo untuk lebih memperoleh
data yang akurat tentang tradisi mitung ndino yang dilakukan oleh
masyarakat.
2.
Sumber
Data Sekunder
Sumber data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokmentasi (foto, .rekaman hasil
wawancara dll) serta didukung oleh data pustaka berupa buku-buku penelitian
terbaru tentang sejarah masyarakat Jawa dan perkembagann Islam di Jawa seperti
ATLAS WALISONGO karya Agus Sunyoto. Yang didukung oleh bukti-bukti yang berupa naskah-naskah Jawa kuno.
e.
Metode
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan
data yang paling diutamakan dalam penelitian kualitatif ini selain wawancara
yang mendalam tentang tradisi mitung ndino adalah Telaah data pustaka
tentangg penelitian sejarah Jawa yang didukung oleh naskah-naskah Jawa kuno.
Meskipun begitu wawancara yang mendalam tetaplah menjadi tehnik pengumpulan
data yang paling diutamakan disini karena penelitian kualitatif ini bersentuhan
langsung dengan gejala yang terjadi dimasyarakat sebagai objek yang diteliti,
sehingga hasil wawancara tersebut menjadi data yang paling akurat untuk
digunakan dalam penelitian ini.
Selain dari
hasil wawancara yang mendalam pengumpulan data ini juga dilakukan dengan cara
mencatat hasil observasi serta dokumentasi yang berupa foto atau rekaman audio
yang akan menjadi bukti untuk data yang akan dipaparkan dalam hasil penelitian
ini baik secara terlampir atau tidak.
f.
Metode
Analisis Data
1.
Reduksi
Data
Reduksi data
akan dilakukan selama penelitian berlangsung. Untuk dapat menganalisis data
dengan tepat, reduksi data merupakan hal yang sangat penting yang akan peneliti
lakukan secara intens dan cermat. Adapun tahapan-tahapan reduksi data pada
penelitian ini diantaranya adalah langkah-langkah editing, pengelompokan dan
meringkas data. Selanjutnya peneliti menyusun catatan-catatan mengenai berbagai
macam hal termasuk yang berkaitan dengan aktifitas dan proses-proses sehingga
peneliti dapat mengelompokan tema-tema atau gagasan-gagasan dari data yang
telah terkumpul itu.
2.
Penyajian
Data
Penyajian data
dalam sebuah penelitian dengan bentuk deskriptif ini akan dilakukan secara
sistematis dan rinci dengan cara menjalin kelompok data satu dengan kelompok
data yang lain sehingga data-data tersebut dapat menjadi kumpulan data yang
terkait satu sama lain secara utuh dan berkesinambungan sehingga akan
memudahkan pembaca dalam menelaah dan memahaminya.
3.
Penarikan
kesimpulan
Dalam penarikan
kesimpulan ini akan dicari komponen-komponen data seperti dasar data, data
penjelas, data yang sama dan data yang saling bertolak belakang. Penarikan
kesimpulan yang meskipun terkadang dapat dilakukan diawal dalam penelitian ini
kesimpulan final akan dilakukan setelah melalui proses reduksi data dan
penyajian data agar penarikan kesimpulaan tidak terkesan subjektif.
F.
Sistematika
Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat lima bab yang mana satu sama lain
dari bab-bab tersebut saling berkaitan secara sistematik.
Bab Pertama adalah
pendahuluan, memuat dasar pemikiran. Bab ini terdiri dari; latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan serta metode penelitian yang
dilakukan.
Bab Kedua, peneliti akan membahas tentang masyarakat desa cogeh
tlogorejo kec. Karangawen kab. Demak dengan tradisi mitung ndinonya
Pada Bab Ketiga peneliti akan mengkaji tentang pemaknaan dari
upacara mitung ndino untuk mendoakan arwah keuarga yang meninggal dunia yang
dilakukan didesa tersebut.
Pada Bab Keempat, sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam
penelitian ini, peneliti akan membahas tentang asal-usul dan sejarah tradisi
mitung ndino dengan membenturkanya dengan hasil observasi, wawancara serta
teori-teori yang berkembang dikalangan para peneliti dan akademisi.
Bab
Kelima merupakan bagian penutup dari penelitian ini. Bab Kelima berisi
kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan hasil penilaian peneliti yang
menjadi jawaban atas pokok permasalahan yang diajukan.
G.
DAFTAR
PUSTAKA
Moller Andre, 2005, Ramadhan
Di Jawa Pandangan Dari Luar, N
0 comments:
Post a Comment