Our social:

Tuesday, 28 June 2016

terapi sufistik

A. Pendahuluan

Istilah Bimbingan Konseling berasal dari bahasa Inggris guidance and counseling. Kata guidance itu sendiri berasal dari kata kerja to guide yang secara harfiyah berarti menunjukkan, membimbing atau menuntun orang lain ke jalan yang benar.[1] Di samping itu, guide juga bisa berarti (1) mengarahkan –to direct (2) memandu –to pilot; (3) mengelola – to manage; (4) menyetir –to steer.[2] Dalam hal ini bimbingan lebih menekankan pada layanan pemberian informasi dengan cara menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan, atau memberikan sesuatu sambil memberikan nasihat, atau mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. Tujuan itu mungkin hanya diketahui oleh kedua belah pihak dan lebih mengarah pada bimbingan dan penasehatan kepada konseli, pembimbing lebih bersifat aktif dan konseli bersifat pasif,[3] atau disebut juga dengan istilah direktif. Sedangkan kata counseling berasal dari to counsel yang berarti memberikan nasihat atau memberi anjuran kepada orang lain secara face to face (berhadapan muka satu sama lain).[4] Kata ini berbeda dengan bimbingan, karena dalam counseling lebih terfokus pada terjadinya komunikasi antarpribadi dalam menyelesaikan masalah, konseli bersifat aktif dan sebaliknya konselor justru hanya bersifat pasif yang dapat disebut dengan istilah non direktif.

Era globalisasi dan modernisasi membawa dampak positif dan negatif dalam kehidupan manusia, satu sisi perkembangan ini memberi manfaat dalam membantu aktifitas manusia tetapi di sisi lain menimbulkan permasalahan baru seperti de humanisasi masyarakat modern, merenggangnya ikatan-ikatan sosial, dan terabaikannya nilai-nilai spiritual.[5]

Dalam kondisi seperti itu, barangkali manusia akan mengalami konflik batin secara besar-besaran. Konflik tersebut sebagai dampak dari ketidakseimbangan antara kemampuan iptek yang mengahasilkan kebudayaan materi dengan kekosongan rohani. Kegoncangan batin yang diperkirakan akan melanda umat manusia ini, barangkali akan mempengaruhi kehidupan psikologis manusia. Pada kondisi ini, manusia akan mencari penentram batin, antara lain agama. Hal ini pula barangkali yang menyebabkan munculnya ramalan futurolog bahwa di era globalisasi agama akan mempengaruhi jiwa manusia.[6] Para ahli psikiatri mengakui bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan rohani maupun kebutuhan sosial, bila kebutuhan tersebut terpenuhi, maka manusia akan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan yang dihadapinya.

Kehidupan modern yang materialistis dan hedonistik hanya menekankan aspek-aspek lahiriyah semata, yang mengakibatkan kehidupan manusia mengalami kegersangan spiritual dan dekandensi moral serta stres menjadi fenomena yang lumrah. Pada titik jenuhnya, manusia akan kembali mencari kesegaran rohaniah untuk memenuhi dahaga spiritualnya dan yang menarik bagi mereka adalah kehidupan yang memberikan ketentraman hati dan kebahagiaan rohani. Oleh karena itu banyak diantara mereka yang melirik ke dunia mistisisme, Tao, Budhis dan Tasawuf.
William James, seorang filosuf dan ahli jiwa dari Amerika Serikat, mengemukakan tentang pentingnya terapi keagamaan atau keimanan, ia mengatakan bahwa tidak diragukan lagi terapi terbaik bagi kesehatan adalah keimanan kepada Tuhan, sebab individu yang benar-benar religius akan selalu siap menghadapi malapetaka yang akan terjadi.[7] Sedangkan Carl Gustav Jung (Tokoh Psikologi Analistik), sebagaimana dikutip Amir, menyatakan bahwa gangguan psikis pada dasarnya bersumber dari masalah religius. Hal ini juga dapat dilihat dai ungkapan “psikoneurosis” harus dipahami sebagai penderitaan yang belum menemukan artinya, penyebab dari penderitaan ini adalah Stagnasi (penghentian) sepiritual atau Sterisas psikis”.[8]

Sekarang ini, pengobatan alternatif atau dikenal juga dengan pengobatan ‘pelengkap’, ‘integrative’, tidak konvensional, atau pengobatan ‘holistic’, semakin memperoleh pengakuan dan muncul sebagai paradigma baru dalam reformasi bidang kesehatan. Kantor Pengobatan Alternatif (KPA/ The Office of Alternatif Medicine) didirikan tahun 1992 oleh konggres, di bawah koordinasi Institut Kesehatan Nasional (IKN/National Institut of Health), untuk menjelajahi perkembangan dan keabsahan intervensi pengobatan beraneka segi yang tersedia sekarang ini secara lebih memadai.

Pendekatan-pendekatan alternatif termasuk pendekatan Timur, seperti akupuntur, qigong, jamu-jamuan serta aryveda dan sebagainya, termasuk juga aroma therapy, bio feedback, meditasi, sentuhan penyembuhan, imagery, homeopati, pijat, reflexiologi, terapi warna, suara dan musik, terapi transformasional chiropractic, bio elektro magnetic, intervensi pikiran, jiwa, hypnotherapy, olah tubuh, kynesiology, diet, vitamin dan suplemen nutrisi.

Pendekatan-pendekatan alternatif semakin lama semakin popular. Survai yang baru-baru ini dilakukan menunjukan bahwa sepertiga penduduk Amerika Serikat secara rutin memanfaatkan pendekatan-pendekatan alternatif, dan tidak mendiskusikan praktek ini dengan dokter utama yang telah menangani. Pengobatan alternatif pada umumnya memberi kesempatan pada orang untuk terlibat dalam proses pengobatan dan untuk membuat sendiri keputusan yang penting tentang kesehatan dan kesejahteraan manusia. Pendekatan menyeluruh terhadap penyakit, disorder, rasa sakit dan penderitaan akan sangat menolong kemajuaan pengobatan modern.[9]

Perkembangan bimbingan konseling keagamaan merupakan suatu kebutuhan bagi manusia itu sendiri, pada akhirnya agama memiliki corak bimbingan dan konseling yang khas. Dalam agama kristen kita mengenal konseling pastoral. Konseling ini memandang manusia sebagai makhluk yang dikasihi Tuhan. Kegiatan konseling dilakukan dalam pengakuan dosa agar umat tidak jatuh dalam dosa lagi dan dapat hidup bersih dari dosa.[10] Sedangkan pendekatan konseling Budha di turunkan langsung dari ajaran-ajaran Budhis (Sidarta Gautama) yang memandang manusia mempunyai kebebasan untuk menjadi tercemar atau menciptakan kesempurnaan (Kebudhaan).[11]

Sementara kajian bimbingan konseling Islam berbagai salah satu disiplin ilmu dakwah yang lahir dari pengembangan metode Istimbath dan Iqtibas. Secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan nilai keislaman yang dapat bersinggungan langsung dengan bimbingan konseling Islam adalah tasawuf, karena tasawuf adalah unsur spiritualitas (dimensi esotris) dalam islam. Persentuhan inilah yang kemudian berpeluang besar memberi warna tersendiri bagi trend konseling di era modern.[12]

Kaitannya dengan BKI, bisa dilihat dari posisi BKI dalam kajian ilmu dakwah yang disebut dengan kajian Irsyad. Ia adalah penyebarluasan ajaran agama Islam yang sangat spesifik dengan sasaran kalangan tertentu. Ia menampilkan hubungan personal antara pembimbing dengan terbimbing. Ia lebih berorientasi pada pemecahan masalah individual yang dialami oleh terbimbing. Disamping itu, ia juga mencakup penyebarluasan ajaran Islam di kalangan tertentu dengan suatu pesan tertentu. Pesan itu merupakan paket program yang dirancang oleh pelaku dakwah. Ia dirancang secara bertahap sampai pada perolehan target tertentu.

Praktek pengobatan yang ada dalam Al-Qur’an, yaitu dengan praktik fisik dan psikis. Tapi pada tahap penyembuhan penyakit yang paling utama adalah psikis dalam kejiwaan. Pasalnya, jika kejiwaan dalam diri manusia terganggu, maka mengakibatkan penyakit spiritual dan berakibat pula pada penyakit fisik.[13] Jiwa merupakan hal yang penting bagi manusia karena jiwa dapat mempengaruhi tingkat spritual kita. Bila jiwa kita bersih, maka kita akan lebih dekat dengan Allah. Sedang bila jiwanya lemah maka kita harus melakukan penyucian jiwa melalui metode yang telah diajarkan dalam tasawuf.[14]

Ibn Ataillah dalam kitab Hikam berkata: “Kenikmatan meski bermacam-macam bentuknya, sejatinya adalah musyahadah dan kedekatan dengan-Nya, dan Penderitaan meski bermacam-macam bentuknya, sejatinya adalah karena terhijab dari-Nya. Sebab azab adalah hijab dan kenikmatan sempurna adalah melihat wajah-Nya.[15]
Disini, tasawuf sangatlah berguna bagi kehidupan sehari-hari. Terutama pada saat sekarang, yang menjadikan perubahan sosial yang serba cepat sebagai konsekwensi modernisasi dan industrialisasi, yang mengakibatkan manusia tidak bisa mengikuti perubahan sosial, sehingga berakibat manusia penuh dengan problem dalam kehidupan. Pada akhirnya mengalami timbulnya penyakit yang ada dalam tubuh, penyakit fisik dan spiritual. Timbulnya penyakit berakibat lemahnya untuk lebih dekat kepada Allah.[16]

B. Pembahasan (Metode Terapi Sufi)


download versi lengkapnya di 



download disini


 PERHATIAN download hilangkan centang ( ~) pada kata fast download.


 #makalah #psikologi #islam #pi2n@rt#sufiurban#

0 comments: