ARTI, OBYEK, DAN PERAN FILSAFAT
ARTI, OBYEK, DAN PERAN FILSAFAT
MAKALAH
Di
susun guna memenuhi tugas
Mata
Kuliah : Filsafat Umum
Dosen
Pengampu :

Disusun
oleh :
Ahmad Suyuti Ikhsan (1404036003)
PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Filsafat adalah ilmu tentang seluruh fenomena
kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep
mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan percobaan-percobaan, tetapi
dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan
argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari
proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi
falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Arti Filsafat
2.
Obyek Filsafat
3.
Peran Filsafa
C.
TUJUAN
1.
Dapat mengetahui arti atau pengertian Filsafat
2.
Dapat mengetahui obyek-obyek dalam Filsafat
3.
Dapat mengetahui peran Filsafat
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN FILSAFAT
Kata filsafat, dalam bahasa Arab di kenal dengan istilah falsafah
dan dalam bahasa Inggris di kenal dengan istilah philosophy adalah berasal
dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti
cinta dan sophia berarti kebijaksanaan, sehingga secara etimologi istilah
filsafat berarti cinta kebijaksanaan dalam arti yang sedalam-dalamnya. Dengan
demikian, seorang filsuf adalah pecinta atau pencari kebijaksanaan.[1]
Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di
Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa
Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut filsuf. Dalam membangun
tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama
, menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar
belakang budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun.
Oleh karena itu, filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah
geografis dan latar belakang budayanya. Dewasa ini filsafat biasa dibagi
menjadi dua kategori besar menurut wilayah dan menurut latar belakang
agama.Menurut wilayah, filsafat bisa dibagi menjadi: filsafat barat, filsafat
timur, dan filsafat Timur Tengah. Sementara, menurut latar belakang agama,
filsafat dibagi menjadi: filsafat Islam, filsafat Budha, filsafat Hindu, dan
filsafat Kristen.[2]
Sedangkan kaum muslim mengambil kata filsafat dari orang Yunani. Lalu
mereka memberi kata sighat (bentuk) Arab dan nuansa timur, serta menggunakan untuk
mengartikan pengethuan rasional murni. Filsafat menurut pemakaian para filosof
Muslim secara umum tidak merujuk pada suatu disiplin atau sains tertentu, ia
meliputi semua sains rasional, bukan ilmu-ilmu yang di wahyukan atau di
riwayatkan, seperti etimologi, sintaksis, sharaf, retorika, gaya bahasa,
tafsir, sunnah, dan hukum. Oleh karena kata ini mempunyai arti yang umum, maka
hanya seseorang yang memahami secara penuh semua sains rasional yang pada waktu
itu termasuk teologi, matematika, ilmu-ilmu kealaman, politik, etika, dan
ekonomi domestik yang dapat di sebut sebagai seorang filosof. Oleh karena itu,
bisa di katakan menjadi seorang filosof adalah menjadi dunia pengetahuan, yang
sama belaka dengan dunia obyektif.[3]
2.
OBJEK FILSAFAT
Objek
adalah sesuatu yang merupakan bahan dari sesuatu penelitian atau pembentukan
pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek, yang di bedakan
menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal.
A.
OBJEK
MATERIAL FILSAFAT
Objek
material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu,. Objek Material juga adalah hal yang di selidiki, di pandang,
atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek Material mencakup apa saja, baik
hal-hal konkret ataupun hal yang abstrak.
Objek
Material dari Filsafat ada beberapa istilah dari para cendekiawan, namun semua
itu sebenarnya tidak ada yang bertentangan.
1.
Mohammad Noor
Syam berpendapat, Para ahli
menerangkan bahwa objek filsafat itu dibedakan atas objek material atau objek
material filsafat, segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, baik materiil konkret,
psikis maupun nonmateriil abstrak, psikis. Termasuk pula pengertian
abstrak-logis, konsepsional, spiritual, dan nilai-nilai. Dengan demikian, objek
filsafat tidak terbatas’. (Mohammad Noor Syam, 1981, hlm. 12)
2. Poedjawijatna berpendapat, jadi, objek material filsafat ialah ada dan yang mungkin ada. Dapatkah
dikatakan bahwa filsafat itu keseluruhan dari segala ilmu yang menyelidiki
segala sesuatunya juga? Dapat dikatakan bahwa objek filsafat yang kami maksud adalah objek
materialnya-sama dengan objek material dari ilmu seluruhnya. Akan tetapi,
filsafat tetap filsafat dan bukan merupakan kumpulan atau keseluruhan ilmu.
(Poedjawijatna, 1980, hlm.8)
3. Oemar Amir
Hoesin berpendapat, masalah lapangan penyelidikan filsafat adalah karena
manusia mempunyai kecenderungan hendak berfikir tentang segala sesuatu dalam
alam semesta, terhadap segala yang ada dan yang mungkin ada.
4. Louis O.
Kattsoff berpendapat, lapangan kerja
filsafat itu bukan main luasnya, meliputi segala pengetahuan manusia serta
segala sesuatu apa saja yang ingin di ketahui manusia (Burhanuddin Salam, 1988,
Hlm.39)
5.
H.A Dardiri
berpendapat, objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan.
Kemudian, apakah gerangan segala sesuatu yang ada itu?
Segala sesuatu
yang ada dapat dibagi dua, yaitu
a. ada yang bersifat umum, dan
b. ada yang bersifat khusus
Ilmu yang
menyelidiki tentang hal ada pada umumnya disebut ontologi. Adapun ada yang
bersifat khusus dibagi dua, yaitu ada yang mutlak, dan ada yang tidak mutlak.
Ilmu yang menyelidiki alam disebut kosmologi dan ilmu yang menyelidiki manusia
disebut antropologi metafisik. (H.A. Dardiri, 1986, hlm. 13-14)
Setelah meneropong berbagai pendapat dari para ahli diatas dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa objek material dari filsafat sangat luas mencakup segala
sesuatu yang ada.
Adapun permasalahan dalam kefilsafatan mengandungciri-ciri seperti yang
dikemukakan Ali Mudhofir (1996), yaitu sebagai berikut.
a. Bersifat sangat
umum. Artinya, persoalan kefilsafatan tidak bersangkutan dengan objek-objek
khusus. Sebagian besar masalah kefilsafatan ide-ide besar. Misalnya, filsafat
tidak menanyakan ’’berapa harta yang Anda sedekahkan dalam satu bulan?’’ Akan
tetapi, filsafat menanyakan ’’apa keadilan itu?’’
b. Tidak
menyangkut fakta disebabkan persoalan filsafat lebih bersifat spekulatif.
Persoalan yang dihadapi dapat melampaui pengetahuan ilmiah.
c. Bersangkutan dengan nilai-nilai
(values), artinya persoalan kefilsafatan bertalian dengan nilai, baik nilai
moral, estetis, agama, dan sosial. Nilai dalam pengertian ini adalah suatu
kuaitas abstrak yang ada pada sesuatu hal.
d. Bersifat
kritis, artinya filsafat merupakan analisis secara kritis terhadap konsep dan
arti yang biasanya diterima dengan begitu saja oleh suatu ilmu tanpa
pemeriksaan secara kritis.
e. Bersifat
sinoptik, artinya persoalan filsafat mencakup struktur kenyataan secara
keseluruhan. Filsafat merupakan ilmu yang membuat susunan kenyataan sebagai
keseluruhan.
f. Bersifat
implikatif, artinya kalau sesuatu persoalan kefilsafatan sudah dijawab, dari
jawaban tersebut akan memunculkan persoalan baru yang saling berhubungan.
Jawaban yang dikemukakan mengandung akibat lebih jauh yang menyentuh berbagai
kepentingan manusia.
B. OBJEK FORMAL FILSAFAT
Objek formal,
yaitu sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan
pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu disorot. Objek formal
suatu ilmu tidak hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tetapi pada saat yang sama
membedakannya dari bidang-bidang lain. Satu objek material dapat ditinjau dari
berbagai sudut pandangan sehingga menimbulkan ilmu yang berbeda-beda. Misalnya,
objek materialnya adalah ’’manusia’’ dan manusia ini ditinjau dari sudut
pandangan yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia
diantaranya psikologi, antropologi, sosiologi, dan sebagainya.
Objek formal filsafat, yaitu sudut pandangan yang menyeluruh, secara
umum sehingga dapat mencapai hakikat dari objek materialnya. (Lasiyo dan
Yuwono, 1985, hlm. 6). Oleh karena itu, yang membedakan antara filsafat dengan
ilmu-ilmu lain terletak dalam objek material dan objek formalnya. Kalau dalam
ilmu-ilmu lain objek materialnya membatasi diri, sedangkan pada filsafat tidak membatasi diri. Adapun pada objek formalnya membahas objek materialnya itu sampai ke
hakikat atau esensi dari yang dihadapinya.[4]
3.
PERAN FILSAFAT
Apakah
pernah filsafat dalam wawasan lingkungan? Bagi banyak orang pertanyaan tadi
kiranya mirip dengan pertanyaan “Apakah peran atau fungsi kepala kerbau yang di
tanam di tempat dimana sebuah gedung modern akan di dirikan?” Pertanyaan
seperti itu mengandung arti atau makna bahwa dalam hidup atau kehidupan umat
manusia, manusia tidak terlepas dari alam lingkungan, tempat dimana ia berada
dan dari mana ia mengharapkan akan dapat memperoleh apa yang ia butuhkan. Dan apa
yang ia butuhkan itu, sesuai dengan sifat dan hakekatnya, adalah hal yang tidak
saja bersifat material, melainkan juga hal-hal yang bersifat
spiritual-rokhaniah.
Memang dalam dua dasawarsa terakhir ini kita melihat adanya berbagai
masalah dasar atau fundamental yang di hadapi umat manusia dalam hidup dan
kehidupanya, justru di kala semua bangsa dan negara tengah melancarkan berbagai
macam upaya untuk mewujudkan suatu masyarakat yang ideal, yaitu masyarakat yang
damai, sejahtera, adil dan makmur, baik material maupun spiritual.
Berbagai
masalah dasar yang di maksud, di samping masalah-masalah dasar yang bersifat
filsafati seperti apa yang di sebut alienasi, anomi, kehidupan yang tidak lagi
utuh karena semakin bercerai-cerai nilai-nilai cipta, rasa dan karsa, juga
masalah dasar yang lain seperti apa yang di sebut kemelaratan dan kemiskinan,
keresahan akan kemungkinan timbulnya kembali perang dunia, semakin terbatasnya
sumber-sumber kenyataan alam di kala justru jumlah penduduk dunia semakin
membesar dan lain sebagainya.
[1] Drs.Surajiyo.Ilmu Filsafat Suatu Pengantar.Jakarta. Jl. Sawo Raya No.
18. PT Bumi Aksara. Hal.1
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat
[3] Mizan Media Utama (MUU).Filsafat Hikmah Pengantar Pemikiran Sandra.Jl.
Yodkali No.16 Bandung 40124. Hal.46
[4] Drs.Surajiyo.Ilmu Filsafat Suatu Pengantar.Jakarta. Jl. Sawo Raya No.
18. PT Bumi Aksara. Hal. 5
#ARTI, OBYEK, DAN PERAN FILSAFAT#makalah #filsafat #agama #psikologi #tasawuf
0 comments:
Post a Comment